Paparan Ekonomi 2017: Menanti Fajar dalam Keseimbangan Baru Ekonomi Global
Jakarta – Catatan ini berisikan pandangan-pandangan Sampoerna University terkait proyeksi perekonomian dan sektor finansial Indonesia di tahun 2017, seperti disampaikan oleh Dr. Wahyoe Soedarmono, Ekonom, sekaligus Ketua Program Studi Manajemen Fakultas Bisnis, Sampoerna University, dalam acara The Indonesia Economic and Financial Sector OutlookÂ
(IEFSO) 2017 pada Senin, 5 Desember 2016 di Balai Sudirman, Jakarta.Pengaruh Global terhadap Ekonomi Indonesia
Setelah terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat, modal asing yang keluar dari Indonesia dalam tempo sepekan di pertengahan November 2016 mencapai Rp 16 triliun. Rupiah juga turut terdepresiasi. Namun, efek pelarian modal di Indonesia relatif lebih kecil dibandingkan Thailand, India, Taiwan, maupun Korea Selatan.
Ia mengatakan, “tekanan di Indonesia tersebut dapat dimoderasi oleh meningkatnya pendapatan negara dari program amnesti pajak, dengan deklarasi uang tebusan telah mencapai Rp 98,7 triliun, dan dana repatriasi sebesar Rp 143 triliun akan masuk ke Indonesia sampai akhir 2016. Secara umum, posisi Indonesia relatif siap untuk menghadapi gejolak pasar jangka pendek setidaknya hingga tahun 2017,” jelas Wahyoe
Ia menambahkan, “terkait rencana kenaikan suku bunga acuan di Amerika Serikat oleh The Fed (taper tantrum) pada akhir 2016 dan sepanjang 2017, saat ini situasi neraca transaksi bekalan Indonesia cukup kuat, dimana defisit neraca transaksi berjalan (current account deficit/ CAD) hanya menyentuh 1.8% dari PDB di Triwulan Ill 2016, dibandingkan posisi menjelang akhir 2013 yang menyentuh 4.4% dari PDB. Sehingga, risiko pelarian modal dari Indonesia akibat sentimen negatif investor asing terhadap kondisi Indonesia dapat diminimalkan, ” ucap Wahyoe