Eliminasi Perkawinan Dini dan Seks Bebas
Kubu Raya – Wakil Bupati Kubu Raya Hermanus mengapresiasi pelaksanaan Perkemahan Bakti Daerah (Pertida) Saka Kencana tingkat Provinsi Kalimantan Barat 2018 di Kabupaten Kubu Raya. Menurut dia, Pertida yang dirangkaikan dengan Ajang Kreativitas Duta GenRe Kalbar punya peran dalam menciptakan generasi emas yang diharapkan. Dua kegiatan itu diharapkan menjadi wadah pembentuk kaum muda dalam menyambut masa depan yang lebih baik.
“Pramuka dan Duta GenRe inikan anak remaja. Mereka inilah yang kita harapkan, arahkan, dan siapkan untuk bagaimana membuat bangsa ini menjadi lebih baik. Mereka akan melakukan langkah-langkah untuk mempromosikan program-program pemerintah dalam mengatasi persoalan yang dihadapi anak-anak bangsa terutama remaja,” tutur Hermanus seusai pembukaan kegiatan di halaman Gedung Pramuka Kubu Raya, Rabu (8/8).
Menurut Hermanus, bangsa Indonesia kini disibukkan dengan sejumlah masalah. Mulai dari narkoba, pergaulan bebas, hingga pernikahan di usia dini. Karena itu, dirinya berharap Gerakan Pramuka dan Duta GenRe dapat menjadi penyampai pesan kepada generasi muda terkait berbagai persoalan yang ada.
“Mereka ini duta yang kita harapkan bisa membawa pesan-pesan bagaimana mengajak anak-anak kita termasuk yang ada di daerah untuk bisa menyelesaikan persoalan-persoalan itu. Bagaimana mengeliminasi terjadinya angka perkawinan di usia muda. Juga maraknya perilaku seks bebas. Pemerintah pun saat ini sangat keras upayanya dalam memberantas penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba,” tutur Hermanus.
Hermanus menyatakan Pertida dan Ajang Kreativitas Duta GenRe yang digelar Perwakilan BKKBN Kalbar sangat strategis dalam mengasah kaum muda menuju masa depan yang diharapkan. Melalui kegiatan tersebut, generasi muda dilatih untuk mandiri dan mampu membangun sebuah rumah tangga yang terencana.
“Dua kegiatan ini sangat positif. Pemerintah daerah sangat menyambut baik. Apalagi ini dilaksanakan di wilayah Kabupaten Kubu Raya. Mudah-mudahan pesan-pesan yang disampaikan dalam kegiatan ini bisa diimplementasikan dalam rangka peningkatan kualitas anak-anak remaja yang ada di Kubu Raya. Sehingga mereka siap menyongsong masa depan yang lebih baik,” harapnya.
Kepala Perwakilan BKKBN Kalimantan Barat, Kusmana, mengatakan hasil proyeksi penduduk tahun 2035, jumlah remaja usia 10-24 tahun akan mencapai 26 persen dari jumlah penduduk Kalimantan Barat, yakni 1,3 juta remaja. Dengan jumlah besar itu, maka perlu persiapan secara jasmani, rohani, mental, dan spiritual. Terlebih di tengah fakta bahwa remaja mengalami permasalahan yang kompleks seiring masa transisinya.
“Masalah yang menonjol di kalangan remaja yaitu permasalahan seputar rendahnya pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi remaja dan median usia kawin pertama perempuan yang relatif rendah yaitu 20,1 tahun,” terangnya.
Menurut Kusmana, jika remaja Indonesia menjadi generasi berencana (GenRe), maka kaum muda tersebut akan mampu menjadi remaja yang tangguh dan siap menghadapi masa depan dengan terencana.
“Program GenRe di antaranya adalah kesehatan reproduksi remaja,life skill, penyiapan kehidupan berkeluarga,serta kependudukan dan pembangunan keluarga,” jelasnya.
Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Provinsi Kalimantan Barat Syarif Kamaruzaman mengatakan, perkembangan global berpengaruh besar terhadap perubahan perilaku remaja. Namun perubahan tersebut lebih cenderung ke arah negatif daripada positif.Masalah yang timbul umumnya berkaitan dengan seksualitas, yakni kehamilan di luar nikah,nikah muda, aborsi,dan penyalahgunaan obat-obatan terlarang.
“Remaja dalam kondisi ini tentu membutuhkan penanganan dan informasi sebanyak-banyaknya mengenai kesehatan reproduksi serta pentingnya menata masa depan dengan lebih baik. Agar bisa meninggalkan perilaku tidak bermanfaat dan merugikan remaja itu sendiri,” tuturnya.
Syarif menyatakan remaja membutuhkan perhatian banyak pihak. Remaja, ujar dia, tidak bisa berjalan sendirian tanpa pendampingan orang tua, masyarakat, lingkungan, dan negara. Ia mengungkapkan berdasarkan hasil survei tahun 2017, sebanyak 33 dari 1.000 perempuan di Kalimantan Barat pernah melahirkan dan kehamilan yang tidak diinginkan yaitu 24,4 persen.
“Menyadari ini maka saya berikan apresiasi kepada BKKBN sebagai wakil pemerintah yang bertanggung jawab menjalankan program penyiapan kehidupan berkeluarga bagi remaja di Kalbar, yang telah dengan gencar melaksanakan program yang memfasilitasi remaja agar belajar memahami dan mempraktekkan perilaku hidup sehat dan berakhlak untuk mencapai ketahanan remaja sebagai dasar mewujudkan generasi berencana,” ucapnya.(DD.Ismail)