Komnas Perlindungan Anak : Misteri Kematian Godeg (12) dI Sukabumi Harus Diungkap ( Sebagian organ tubuh Godek hilang )
Jakarta – Nujuruddin anak 12 tahun yang akrab dipanggil Godeg warga desa Lengkong Kabupaten Sukabumi Jawa Barat ditemukan jasadnya tidak jauh dari rumahnya dalam kondisi sangat memprihatinkan.
Menurut keterangan nenek korban Sholiha (60) dan hasil pengungkapan Polres Sukabumi sebagian organ tubuh Godeg dinyatakan hilang pada jasad anak dari perkawinan ibunya dengan warga Malaysia selama bekerja menjadi Tenaga Kerja Wanita (TKW)di luar negeri ditemukan pada jasad Godeg yang sebagian badan ditumbuhi bulu ditemukan sayatan mulai dari bawah ketiak memutar ke belakang pinggang korban. Satu lengan dinyatakan hilang, ada juga sayatan di perut, serta batok kepala menganga dan biji mata korban dinyatakan hilang.
Untuk mendapatkan informasi yang akurat dan pasti, penemuan jasad Godeg menuntut kerja keras Polres Sukabumi untuk dapat mengungkap tabir dan latar belakang kematian anak putus sekolah ini.
Pengungkapan ini sangat diperlukan untuk mengetahui apakah ada kemungkinan kematian dan hilangnya sebagian organ tubuh Godeg adalah untuk tujuan penjualan organ tubuh yang dikabarkan belakang ini dan telah menjadi kabar menakutkan di tengah-tengah kehidupan masyarakat, namun belum ada satupun kasus penculikan anak tersebut yang ditemukan untuk penjualan organ tubuh anak yang berhasil diungkap polisi, namun tetap diperlukan kewaspadaan dan menjadikan kasus misteri kematian Godeg di Sukabumi ini sebagai momentum untuk terus dan tidak boleh berhenti untuk melakukan penyelidikan terhadap kemungkinan kasus penculikan dan Perdagangan organ tubuh anak seperti yang pernah terjadi di beberapa negara Asia.
Kewaspadaan ini harus dilakukan mengingat berbagai peristiwa anak hilang yang terjadi 5 tahun belakangan ini dan dengan kasus penemuan mayat anak-anak yng pernah terjadi di Klender, Duren Sawit Jakarta Timur, dimana pada saat itu ditemukan 2 orang anak di tempat yang terpisah ditempatkan dalam kardus dan diletakkan di pembuangan sampah, sebagian organ tubuh anak tersebut didapati telah hilang seperti hati ginjal dan bola matanya.
Kita juga masih diingatkan dengan peristiwa kematian Angelica (11) warga kabupaten Kampar Pekanbaru Riau 2 tahun yang lalu, dimana saat ditemukannya jasad korban di salah satu rumah kosong di tengah kebun, seluruh organ tubuh korban hangus seperti terbakar, namun anehnya kacamata sandal dan baju korban sebagai barang bukti masih utuh saat jasad korban dievakuasi Polisi, namun sayangnya Polda Riau yang menangani perkara ini sampai hari ini belum juga bisa berhasil mengungkapnya.
Dari penelusuran Tim investigasi Cepat Komnas Perlindungan Anak terhadap berbagai peristiwa dan fakta-fakta ini, kematian misteri anak yang pernah terjadi dan dilaporkan kepada Komnas Perlindungan Anak sangat diperlukan kewaspadaan atas kemungkinan terjadinya penculikan dan perdagangan anak untuk penjualan organ tubuh, walaupun saya berharap bahwa kematian Godek 12 tahun di Sukabumi dan Engelika di Pekanbaru Riau dan anak jalanan korban Babe di Jakarta ini hendaknya tidak pernah terjadi di Indonesia, namun tetaplah Waspada dan penemuan jasad korban yang sebagian organ tubuh vitalnya hilang di beberapa tempat khususnya atas peristiwa kematian misterius Godeg di Sukabumi Angelica di Pekanbaru Riau dan penemuan jasad anak yang disinyalir berasal dari anak jalanan di Jakarta Timur untuk dijadikan momentum bagi masyarakat, pemangku kepentingan perlindungan anak di Indonesia.
Khususnya bagi penegak hukum untuk tidak berhenti mencari tahu motif dan latar belakang atas penemuan jasad korban yang sebagian organ tubuhnya hilang. Itulah harapan saya, demikian disampaikan Ketua Umum Komnas Perlindungan Anak Arist Merdeka Sirait di kantornya di bilangan Pasar Rebo Jakarta Timur menanggapi kasus jematian Godeg.
Arist merdeka menambahkan, bahwa untuk membantu dan partisipasi publik terhadap perlindungan anak serta untuk memberikan bukti petunjuk permulaan terhadap pengungkapan misteri kematian Godeg di desa Kengkong, Sukabumi, Komnas Perlindungan Anak telah membentuk tim investigasi cepat yang dijalankan oleh Komnas Perlindungan Anak Jawa Barat dan siap melakukan koordinasi dengan Polres Sukabumi dan aparatur pemerintah di Sukabumi sebagai wujud kepedulian untuk menghentikan kasus kasus kejahatan anak di Sukabumi.
“Komnas Perlindungan Anak dan tim investigasi cepat Komnas anak Jawa Barat percaya bahwa dengan kemampuan dan kerja keras dan kepedulian Kapolres Sukabumi dan jajarannya dalam waktu tidak begitu lama lagi akan segera mengungkap dan menangkap pelaku”, dengan demikian Komnas Perlindungan Anak sebagai lembaga independen bidang promosi pembelaan dan perlindungan anak akan melakukan koordinasi dengan Polres Sukabumi dan pemangku kepentingan perlindungan anak di jajaran pemerintahan Sukabumi demikian ditambahkan Arist. ( red )