IPW : Polri Harusnya Menyadari Bahwa Peran Mahasiswa dan Aktivis Sangat Besar
BN, Jakarta – Jajaran kepolisian jangan memunculkan kegaduhan baru, dengan cara menangkapi aktivis HMI pasca demo 411. Apalagi cara cara penangkapan yang dilakukan aparat kepolisian lebih mengedepankan arogansi kekuasaan.
Hal ini disampaikan Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW), Neta S Pane melalui keterangan tertulisnya selasa 8/10/2016 mengingatkan, aktivis HMI bersama para ustad, habib, ulama, dan ratusan ribu umat Islam lainnya melakukan demo 411 karena Polri dinilai lamban dalam memproses kasus Ahok. Ketika aktivis mahasiswa berdemo dan terjadi benturan, kenapa mereka yang cenderung dikriminalisasi dan langsung ditangkap. Sementara sumber masalahnya, Ahok yang dituduh menistakan agama cenderung dipolemikkan Polri dan kepolisian tidak main tangkap dalam kasus Ahok.
Neta juga mengatakan, “Semula, dalam menangani kasus demo 411, Polri sudah bekerja profesional, proporsional, dan elegan. Tapi kenapa pasca demo 411, aparat kepolisian justru mempertontonkan arogansi, main tangkap, dan jemput paksa. Kenapa Polri cenderung menggunakan cara cara Orde Baru dalam menghadapi aktivis mahasiswa. Polri harusnya menyadari bahwa peran mahasiswa dan aktivis sangat besar dalam menumbangkan kekuasaan Orde Baru hingga nasib Polri bisa seperti sekarang ini,” ucap Neta
Neta menambahkan, “Jika Polri benar benar bekerja profesional tentu tidak ada diskriminasi. Dalam menangani kasus Ahok misalnya, Polri juga harus bekerja secepat seperti menangkapi aktivis HMI. Selain itu Polri juga harus mengusut rekaman video yang beredar di masyarakat dimana ada pejabat Polri yang memprovokasi massa ormas keagamaan untuk menyerang aktivis HMI. Tapi kenapa video ini tidak diusut dan malah aktivis HMI yang dikriminalisasi.,” jelas Neta
IPW berharap, “jajaran Polri bekerja profesional dan proporsional serta tidak mengedepankan arogansi, sehingga tidak akan menimbulkan kegaduhan baru. Jika mengedepankan arogansi, dengan cara menangkapi aktivis HMI, Polri bisa dituding tidak independen dan cenderung mengalihkan perhatian publik dari kasus Ahok. Dampaknya, bukan mustahil akan muncul masalah baru, yakni mahasiswa dan aktivis akan melakukan aksi demo untuk mengecam Polri, yang ujung ujungnya bisa membenturkan polisi dengan mahasiswa, yang merusak citra Polri,” tutup Neta