Dirkrimsus Dan Gubernur DKI Jakarta Membahas Dugaan Pencurian Kabel
Jakarta-berantasnews.com. Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya Kombes pol Drs. H. Mujiyono, SH.M.Hum menemui Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Pertemuan membahas soal dugaan pencurian kabel di saluran air di Jalan Medan Merdeka.
“Kita membicarakan temuan kabel dan penanganan dugaan pencurian kabel di bawah tanah,” kata Mujiyono di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Kamis (10/3). Dia menjelaskan polisi menemukan ada gorong-gorong yang sengaja dibobol. Pelaku mencuri tembaga kabel dengan meninggalkan kulit.
Diduga, pencuri berkelompok. “Itu kami dapat setelah menelusuri gorong-gorong tiga kali,” terang dia.
Mudjiono menuturkan dari penyidikan, olah TKP dan keterangan saksi, ulah mereka masuk tindak pidana pencurian kabel bawah tanah. Terlebih bukti yang ditemukan di lapangan juga menunjukkan ada pembobolan gorong-gorong.
“Banyak yang ditemukan seperti gergaji, senter banyak, potongan kabel, sisa tembaga dalam jumlah banyak. Ini dibobok,” ungkap dia.
Dinas Tata Air DKI Jakarta melanjutkan penyisiran saluran air di Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat. Total bobot kulit kabel yang ditemukan mencapai 25 ton.
Petugas Suku Dinas Tata Air Jakarta Pusat Sutiyono mengungkapkan, kulit-kulit kabel yang berbahan seng itu disimpan di gudang Sudin Tata Air di Benhil, Jakarta Pusat. Total kulit kabel mencapai 25 truk.
“Masih ada (kulit kabel) yang tertimbun lumpur, tapi tidak banyak, tidak seperti kemarin,” kata Sutiyono pada Selasa (8/3).
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok yang menyebut ada sabotase banjir di Jakarta. Hal itu dilihat karena ditemukannya kulit kabel dalam jumlah besar.
Kulit kabel yang ditemukan gorong-gorong saluran air di Jalan Medan merdeka Selatan Jakarta Pusat, masih diperiksa Puslabfor Mabes Polri. Namun, ada dugaan kabel tersebut milik pencuri.
Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Tito Karnavian menduga kalau pelaku penimbun kabel di gorong-gorong di seberang Istana Negara adalah para pelaku pencuri kabel. Hal tersebut lantaran para pelaku pencuri kabel hanya berniat mengambil unsur tembaga yang ada di kabelnya.
“Sementara itu, pelindung logam ditinggal begitu saja sehingga terjadi penumpukan. Jadi bisa saja itu pencurian kabel,” kata Tito
Dia menjelaskan, kabel mempunyai nilai ekonomi tinggi karena ada unsur tembaga, dan kulit pembungkus kabel ditinggalkan pelaku. Kalau diangkat dengan kabel-kabelnya takut ketahuan karena harus membongkar jalan. Oleh karena itu diambil sedikit dalam bentuk potongan-potongan kecil.
Para pencuri itupun leluasa mencuri karena letaknya di dalam gorong-gorong. Sedikit demi sedikit diambil hingga banyak yang hilang.
“Kalau diambil sedikit demi sedikit dalam bentuk potong-potongan kecil, yang diambil tembaganya. Itu sebetulnya punya nilai ekonomi masih tinggi. Sehingga kupasan, bungkusnya tertinggal. Itu sangat mungkin terjadi,” papar Tito.
Dia menambahkan, saat ini pihaknya sudah memeriksa sejumlah saksi dari pihak PLND jaya dan kontraktornya untuk mengusut penimbunan limbah kabel itu.
”Sudah memeriksa sejumlah saksi. Dari PLN dan kontraktor. Sudah saya interview juga,” kata Tito.
Pemeriksaan pihak PLN itu karena yang paling mengetahui. Apabila diketahui barang lama, mengapa dibuang di gorong-gorong seberang Istana Negara. Padahal berpotensi menyumbat saluran air.
Jika barang baru, maka akan didalami lagi kenapa barang dibuang di sana. Sehingga sejauh ini perlu dilakukan pendalaman apakah ini barang lama atau barang baru. “Jadi siapa yang membuang dan motifnya apa, ini yang sedang berjalan,” pungkasnya.
Direktur Reskrimsus Polda Metro Jaya Kombes Pol Mujiyono mengatakan, bisa saja kulit kabel di gorong-gorong itu keterkaitan dengan tersangka pencurian kabel yang terjadi 4 tahun lalu, sekitar 2009 lalu.