Dugaan Pungli Di MTsN 2 Bekasi Bakal Terendus Tim Saber Pungli
Bekasi – Maraknya dugaan pungli dibeberapa daerah di sekolah negeri tidak sedikit yang berujung hingga ke jeruji besi alias masuk penjara. Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 87 tahun 2016
Tentang Satuan Tugas Sapu Bersih Pungutan Liar telah memberikan legalitas kepada Satgas Saber Pungli untuk memberantas praktik pungli di Indonesia.
Masyarakat sendiri bisa langsung melaporkan ke tim Saber Pungli bila ada pungli di sekolah. dugaan pungli di MTsN 2 Bekasi yang kini sudah menjadi bahan perbincangan para wali murid dipastikan bakal ter endus Satuan Tugas Sapu Bersih Pungutan Liar (Saber Pungli).
Tim wartawan berantasnews akan segera melaporkan terkait dugaan PUNGLI di MTsN 2 Bekasi ke pihak Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Bekasi. Tidak menutup kemungkinan hingga ke SATGAS sapu bersih pungutan liar sesuai data yang ada.
Diberitakan sebelumnya, dugaan pungli di MTsN 2 Bekasi yaitu uang LKS sebesar Rp.220.000, uang akhir tahun sebesar Rp.820.000, belum lagi uang untuk lapangan Voli dan uang infaq yang dipungut seminggu dua kali membuat orang tua siswa merasa keberatan. Parahnya lagi siswa yang tidak mampu dan siswa anak yatim pun tetap dibebankan.
Dijelaskan Kasek MTsN 2 Bekasi, H. Enur Nurdin, bagi siswa atau murid yatim dan tidak mampu memang mendapakan kartu KIP dan dapat bantuan uangnya pun di kembalikan lagi. Terkait dengan pungutan uang LKS dan uang akhir tahun itu sudah hasil rapat Komite.
“Sekolah ini memang banyak kebutuhannya untuk menghadapi UNBK, seperti butuh komputer untuk 125 murid yang ujiannya membutuhkan komputer pada tahun yang kemarin,” kelitnya Kamis 06/09/2018 lalu di ruangan nya.
Menurut nya, UNBK itu tidak di anggarkan oleh BOS, hanya ada di situ sedikit buat beli komputer belanja modal, kalau pun ada anggaran idealnya itu paling hanya 10 komputer.
“Hanya saja untuk alatnya tidak di atur oleh BOS, seperti barang Server saja itu sebesar Rp.20 juta, karena memang tidak ada di anggaran BOS untuk itu. Kalau pun ada dan di atur di BOS itu anggarannya globanya saja,” katanya.
Untuk pungutan yang sebesar Rp.820.000, nampaknya Kasek pura-pura tidak mengetahui seakan itu semua urusan Komite.
“Jadi iuran yang Rp.820.000 itu kata Komite ada dua kegiatan, yang pertama kegiatan akhir tahun yang berkaitan dengan ujian dan lain – lain, karena memang harus di subsidi pak, kalau ngandelin dari BOS saja bisa mati kutu pak, bener… kalau abang udah mengelola sekolah paham dah,” kata Kasek Enur Nurdin seraya meminta agar berita yang sudah terbit di berantasnews itu agar di hapus.
Ditempat berbeda, dikatakan Iyam selaku Komite Sekolah MTsN 2 Bekasi saat dikonfirmasi adanya beberapa pungutan mengatakan, memang benar dirinya selaku Komite sekolah, terkait adanya uang infaq itu tidak dipaksakan se ikhlasnya saja.
“Infaq itu ada yang Rp.500 dan ada yang Rp.1000 siswa memberinya. tidak dipaksakan dan itu tidak wajib dan tidak mengikat harus sekian, karena memang sekolah sedang membangun mushola,” katanya, padahal siswa harus bayar infaq seminggu dua kali bayar.
Ada pun untuk bayar lapangan Voli dan yang lain- lain kata Iyam, itu semua ada data dan notulenya hasil dari musyawarah wali murid dan rapat sekolah. “Notulennya itu ada semua dipegang oleh bendahara saya termasuk pembelian buku LKS semuanya komplit di situ,” akunya.
Masih menurut Iyam, untuk siswa miskin atau yang tidak mampu itu kurang lebih hampir 150 orang, itu tidak dibebankan untuk biaya, karena memang mendapat bantuan.
“Ada dari wali murid yang ingin menyumbang, itu untuk subsidi silang bagi siswa yang tidak mampu,” kata Iyam, namun bukti dalam kwitansi, kenyataannya siswa miskin masih harus membayar sebesar Rp.695.000.
Lebih lanjut dikatakan, iuran biaya akhir tahun pada tahun 2017 dan alhamdulilah sudah terealisasi. Ini memang usulan dari sekolah juga, jadi kita musyawarah dan rapat, mana yang menjadi prioritas untuk sekolah mana yang tidak menjadi prioritas.
“Dan kalau memang angaran itu tidak terealisasi, maka saya akan mengkatnya saya tidak segan-segan karena saya menjunjung tinggi kejujuran,” akunya.
Iyam menambahkan, kebutuhan untuk keperluan akhir tahun yaitu perpisahan, untuk sewa panggung, sound sistem, pengiring musik dan manggil orgen, berikut konsumsi untuk tamu.
“Seperti kebutuhan untuk membeli server sebesar Rp20 juta, karena untuk kebutuhan UNBK, dan sekolah juga di tuntut untuk melaksanakan UNBK, membantu agar murid bisa ikut Ujian,” katanya, Kamis 06/09/2018 lalu dikediamannya. (Budi)