FSI Mengajak Seluruh Umat Aksi Pada 11 Februari
Jakarta – Forum Syuhada Indonesia (FSI) menggelar konferensi pers terkait aksi turun ke jalan pada 11 dan 12 Februari.
FSI yang juga sebagai gabungan para gerakan laskar tetap berkomitmen akan turun ke jalan apapun resikonya. Diko Nugraha selaku Panglima FSI mengatakan, “Dalam hal ini kami menyatakan sikap bahwa kondisi hari ini, ada hal-hal yang sangat penting untuk itu kami menggelar konferensi pers guna mentransformasi yang hari ini tidak menentu arah bangsa yang kami cintai,” kata Diko di Markas Besar FSI, Menteng, Jakarta Pusat (08/02/17).
Maka kini harus kembali ke semula seperti dahulu dalam memperebutkan kemerdekaan, konferensi pers ini dalam rangka persiapan 11/12 Februari. Kami juga mengajak seluruh ormas dan juga komponen seluruh bangsa untuk datang ke Jakarta kembali.
Sebab yang terjadi belakangan ini lanjut Diko, “perang segala lini akibat ancaman-ancaman dari luar yang menjadi korban ialah rakyat. Ada 3 hal dalam resolusi yang akan kita bawa ialah : 1. Menegakan kebenaran, nahi munkar. 2. Menegakan juga mempertahankan NKRI yang hari ini posisinya sudah dibawah tekanan asing dan 3. Dalam menyambut umat Islam untuk memperbaiki masa depannya pada tanggal 11/12 ini, kami siap menjadi garda terdepan untuk melakukan perubahan,” jelasnya.
Adapun hal-hal yang berkaitan dengan aksi umat Islam yang akan diadakan di Monas dan di Masjid Istiqlal, kami akan ikut andil dalam bagian, berkaitan dengan isu-isu konflik horizontal yang justru ada pembiaran oleh pemerintah, bayangkan saja seorang pengacara kok bisa menyadap pembicaraan seseorang yang itu jelas dilindungi oleh undang-undang.
Konferensi pers yang mengambil tema “Resolusi Jihad : Ganyang dan Usir China Demi Kedaulatan NKRI”. Tampak hadir dalam gabungan FSI ialah Diko Nugroho Panglima FSI, Matrawi Alwi ketua Laskar Gerakan Pemuda Ka’bah (GPK), perwakilan buruh Indonesia Sunarti (Ketua SBSI 1992) dan Nining Hardiningsih Laskar Khadijah.
Perwakilan buruh Indonesia Sunarti (Ketua SBSI 1992) juga menyikapi persoalan TKA asing, “persoalan Tenaga Kerja Asing (TKA) masuk ke Indonesia, dengan dalih mengatakan berwisata ternyata di Indonesia bekerja dan persoalan e-KTP kenapa seseorang yang baru beberapa hari tinggal di Indonesia bisa mendapatkan KTP,” ucap Sunarti.
Ini suatu persoalan bagi kaum buruh Indonesia, yang justru pemerintah mengalihkan isu tanpa menyelesaikan masalah soal perburuhan di negeri ini. Maka kalau rakyat turun kejalan. Ya, jangan disalahkan juga jangan dihalang-halangi, seharusnya sama-sama intropeksi diri. Aksi kami nanti bukan untuk melawan, melainkan meluruskan dan mengingatkan karena kami juga bagian dari NKRI. (Elwan)