JEMBATAN GARUDA & PERHORMATAN ANAK BANGSA SULTAN HAMID II
BN – FGD telah dilaksanakan lambat, Kota Pontianak bakal memiliki jembatan baru yang megah dan multi fungsi, jembatan ini melewati aliran Sungai Kapuas yang diinisiasi PT Berkat Rahmad Illahi bekerja sama dengan China State Construction Overseas Development Shanghai, dgn konsorsium para pengusaha yang peduli dengan implementasi kebijakan otonomi daerah asimetris. Sesuai kesepakatan jembatan ini dinamai Jembatan Garuda. Penamaan tersebut mengingat sang perancang Lambang Negara adalah berasal dari anak bangsa yang berjasa merancang lambang negara Republik Indonesia, Sultan Hamid II yang sudah dapat pengakuan dari negara, ini juga sebagai apresiasi perjuangan anak anak bangsa dari Kalimantan Barat.
Pembangunan jembatan yang dilakukan oleh PT. Berkat Rahmad Illahi dan China State ini ditargetkan bisa selesai di tahun 2024. Direktur Utama Berkat Rahmad Illahi Karsono menyebutkan, jembatan ini ditargetkan dapat melakukan ground breaking secepatnya tergantung dukungan dari semua pihak, kami dari pihak Konsorsium sudah siap, untuk itu dukungan DPRD sebagai pengawal kebijakan Daerah dalam mengusung gagasan sejak tahun 2013, (BAB III Pasal 9 ayat huruf f PERDA Nomor 2 Tahun 2013 yang jembatan dengan Bardan – Siantan . Pihaknya sampai saat ini masih terus memenuhi semua persyaratan yang di syaratkan baik administrasi maupun teknis dan berkoordinasi dengan pemerintahan daerah kota Pontianak. Kami dari pemrakarsa berharap pemerintah kita Pontianak dan DPRD kota Pontianak bersinergi dan dapat mempercepat regulasi yang diperlukan dalam skema KPBU ini, baik itu peraturan daerah terkait aset ataupun peraturan daerah tentan Kerjasama pemerintah daerah kota Pontianak dengan badan usaha, yang mengacu kepada Peraturan Presiden nomor 38 tentang KPBU.
Apabila semua sesuai rencana, ground breaking dan eksekusi pendanaan yang butuh jaminan kepastian hukum terhadap pilihan skema KPBU yang disepakati bersama, terobosan kebijakan bisa dilakukan tanpa mengabai SOP dari skema KPBU dalam regulasi hukum administrasi negara, pihak badan usaha PT Berkat Rahmad Illahi bersama PT. China State Construction menargetkan akan melakukan pembangunan jembatan selama 14 bulan. Ketika dihubungi wartawan Brantas News perwakilan Kalimatan Barat.
Patut disadari bersama keberadaan jembatan Jadi ‘Jalan Pintas’ lebih lanjut Karsono menjelaskan jembatan ini dibuat untuk mengatasi masalah kemacetan dan waktu tempuh yang sangat lama dari pusat kota Pontianak ke kawasan utara, pada waktu sisi, tetapi juga pada sisi lain menjadi destinasi penompang pariwisata dan mengembangkan kawasan Pontianak Utara, timur dan Tengah, sehingga jembatan dengan bentang 700 meter ini bakal menghubungkan Jalan Bardan dan Siantan di kedua sisinya.
Menurutnya, jembatan ini akan memangkas banyak waktu tempuh bagi masyarakat di Pontianak. Masyarakat diperkirakan cuma butuh waktu 5-15 menit saja untuk mencapai kawasan utara Pontianak dengan jembatan ini.
Konsorsium Garap Jembatan di RI Nilainya Rp 1 T, Ini Lokasinya adalah aset Pemkot yang bersertifikat, salah satu latar belakang yaitu mengurai kemacetan, “Dia menjelaskan selama ini waktu tempuh sangat lama karena mesti menggunakan kapal ferry. Butuh waktu 1-2 jam untuk bergantian naik kapal ferry, padahal jarak sungai yang diseberangi cuma ratusan meter saja” “Kami rasa banyak keuntungan sekali didapatkan. Dengan jembatan ini 5 menit 15 menit aja sudah sampai. Sekarang kan kondisinya parah, bisa sampai 1-2 jam karena ini pakai ferry padahal jaraknya ratusan meter saja,” ungkap Karsono.
Karsono menambahkan bila tidak ingin kapal ferry solusinya harus melewati jalan memutar yang jaraknya cukup jauh. “Kalau mau keliling, itu harus memutar jalan masuk kabupaten sebelah, kurang lebih 10-15 km bisa 1-2 jam apalagi kalau macet,” sebutnya.
Senada dengan Karsono, Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono menjelaskan, bahwa jembatan ini sangat dibutuhkan untuk menunjang aksesibilitas pusat kota Pontianak menuju kawasan utara. Selama ini mobilitas masih mengandalkan kapal ferry yang memakan waktu lama.
“Jadi ini perlu ada aksesibilitas penghubung wilayah. Pontianak ini kan dibelah Sungai Kapuas, jadi mobilitas percepatan akses dari pusat kota ke utara perlu jembatan. Selama ini terhubung dengan ferry saja dan itu lama sekali,” ungkap Edi di tempat yang sama.
“Kita berencana sesuai tata ruang wilayah kota adalah jembatan. Kita perlu ada investasi. Makanya ini ada yang berminat ini akan disebut Jembatan Garuda,” ujarnya.
Sebagai informasi, penamaan Jembatan Garuda sendiri dilakukan sebagai penghormatan kepada tokoh pahlawan Pontianak Sultan Hamid II yang merancang lambang Garuda sebagai lambang negara Indonesia. Nanti menyusul musium mini Sultan Hamid II yang direncanakan pada ujung cabang dua sungai Kapuas dan Landak sehingga akan terlihat dari atas jembatan yang akan terhubung dengan kawasan menuju komplek Istana Kadriah dan pengembangan tepian sungai Kapuas. Semua pemangku Kepentingan mendukung,namun yang terpenting keberadaan Jembatan Garuda dampak pemberdayaan ekonomi masyarakat Pontianak akan terjadi peningkatan dan Bank Kal Bar pilihan terbaik untuk penempatan jaminan dana dari investor dalam negeri sedang luar negeri penerapan teknologi terkini dalam membangun jembatan yang nanti dibarengi penataan kawasan, tentunya ini berdampak terhadap visi dan misi kota Pontianak sebagai kota jasa bertaraf internasional, mengemas kearifan lokal untuk data dukung destinasi pariwisata sungai dan darat, taman alun Kapuas dan perhotelan dan komunitas angkutan sungai tradisional,misalnya sampan, sepatu boat atau perahu kecil yang diberdayakan dan diseragamkan,misalnya dicat corak insang, juga penataan tanjung “besiku” sehingga terhubung dengan destinasi wisata yang sudah ,serta terhubung dengan jalan nasional, keberadaan Jembatan Garuda akan memberikan dampak positif sebagai ikon peradaban kota Pontianak untuk mendukung peradaban Indonesia, dan juga pemanfaatan teknologi canggih hidropower untuk data listrik pasang surut arys sungai, teknologi dari Jerman, ini ajan bisa menjadi laboratorium para mahasiswa polnep Pontianak dan Untan serta perguruan tinggi lain, tentu kota Pontianak ajan dapat pendatang daerah dari keberadaan Jembatan Tol Garuda, dgn tarif dibawah tatuf Fery , sudah ada rumus perhitungan secara regulasi dan area cafe day baru, destinasi wisata untuk mendukung destinasi pariwisata yang sudah ada dikota Pontianak. ( Encik )