KAPOLRI : Indonesia Harus Punya Polisi Khusus Parlemen yang Jaga Kompleks Wakil Rakyat
Jakarta – Kapolri Jenderal Pol Prof. HM .Tito Karnavian. PhD. mengatakan pihaknya harus belajar dari kepolisian di Amerika Serikat (AS), dalam mengamankan simbol dan lembaga negara. Indonesia dan AS merupakan negara yang sama, yakni negara demokrasi. “Kita belajar dari negara-negara (bagian) di Amerika yang merupakan negara demokrasi,” ucap Jenderal Pol. Prof. HM. Tito Karnavian. Ph.D di Gedung Nusantara III DPR, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (14/2/2018).
Di AS, ada satuan kepolisian khusus yang dibentuk hanya untuk mengamankan simbol negara. Satuan tersebut dinamakan Polisi Parlemen, yang hanya ditugaskan di Gedung Capitol. Capitol ibarat DPR di Indonesia, lantaran senator dan parlemen Amerika bekerja di kompleks tersebut.
Kapolri Jenderal Pol Prof. HM.Tito Karnavian. PhD menjelaskan, tugas dari polisi parlemen adalah mengamankan gedung tersebut dan lingkungan kompleks Capitol, (Polisi parlemen) yang mengamankan gedung itu dan lingkungannya.
Kapolri pernah merasakan sendiri masuk ke dalam kawasan itu, saat berkunjung ke Negeri Paman Sam beberapa bulan lalu. Ia harus meninggalkan kartu identitasnya saat memasuki kompleks Capitol, meskipun posisinya adalah polisi nomor satu di Indonesia.
Namun, syarat yang ditentukan pihak kepolisian dan keamanan kawasan itu, disamakan untuk seluruh masyarakat yang menyambangi Capitol.
“Saya sendiri juga pernah beberapa bulan lalu ke Amerika, untuk masuk ke sana juga sangat ketat, saya harus meninggalkan ID, Oleh karena itu, ia berharap ada satuan kepolisian seperti itu untuk mengamankan DPR ke depannya,” kata Kapolri Jenderal Pol . Prof. HM. Tito Karnavian. Ph.D.
Sebelumnya, Kapolri menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Ketua DPR Bambang Soesatyo (Bamsoet), Ketua MPR Zulkifli Hasan (Zulhas), serta Ketua DPD Oesman Sapta Odang (OSO). Penandatanganan nota kesepahaman itu menjadi bentuk awal sinergi yang akan dilakukan Polri dengan DPR, dalam meningkatkan pengamanan di lingkungan parlemen. (adhy/fitri wulandari)