Manajer Koperasi Indonesia (AMKI) Diabaikannya Isu Pembangunan Koperasi Pada Agenda Pilpres

Jakarta – Koperasi di negara maju menguasai sektor perekonomian penting. Di Eropa khususnya negara Skandinavia, koperasi konsumen merupakan mata rantai utama perdagangan modern. Di negara seperti Perancis, Austria, Finlandia dan Siprus, koperasi menguasai sektor perbankan. International Co-operative Alliance, mengatakan bahwa pangsa pasar dari bank-bank koperasi mencapai sepertiga dari total bank yang ada. Sebagai contoh, dua bank terbesar di Eropa, yaitu: Credit Agricole di Perancis dan RABO-Bank di Belanda dimiliki oleh koperasi.

Amerika Serikat negara yang dicap kapitalis, bahkan 25% dari jumlah penduduknya anggota koperasi dengan lebih dari 30 koperasi memiliki penghasilan tahunan lebih dari 1 miliar USD. Koperasi yang sangat besar adalah koperasi simpan pinjam (credit union), memiliki anggota mencapai sekitar 80 juta orang dengan rata-rata jumlah simpanannya 3.000 dollar. Di Jepang 1 dari setiap 3 keluarga  merupakan anggota koperasi. Peranan  koperasi di pedesaan Jepang telah menggantikan fungsi bank sehingga koperasi sering disebut pula sebagai bank rakyat karena koperasi di Jepang beroperasi dengan menerapkan sistem perbankan. Bank Koperasi terbesar di Jepang adalah Nurinchukin Bank.

Indonesia sebagai negara yang konstitusinya mengharuskan membangun koperasi yang maju, jumlah anggota koperasi kita masih baru 11,5 % dari jumlah penduduk. Dengan jumlah koperasi aktif sebanyak 153.171 unit dan jumlah anggota 26,5 juta orang. Sumbangan koperasi terhadap PDB pun hanya 4,48 % dari PDB. Kami mencermati hal ini akan terus berlangsung terus pada pemerintahan berikutnya jika pemerintah, siapa pun yang berkuasa tidak punya narasi untuk membangun koperasi yang maju. Padahal membangun koperasi merupakan jalan pintas untuk membuat ekonomi tanpa gejolak sekaligus terjadinya pemerataan ekonomi.

Hal itu disampaikan Ketua Umum Asosiasi Manajer Koperasi Indonesia ( AMKI ) Sularto melalui keterangan tertulisnya kepada berantasnews, “Kami sangat menyayangkan pemerintah saat ini juga tidak punya agenda dalam membangun koperasi selama pemerintahan 5 tahunan, tidak ada agenda dasar menuju arsitektur pengembangan koperasi masa depan. Koperasi harus dibangun dan diberikan kesempatan untuk mengarap sektor strategis seperti membentuk koperasi pangan dan koperasi perumahan berskala BUMN saat ini. Ini bukan hal yang sulit jika pemerintah berpihak, pemerintah siapapun yang berkuasa haruslah memahami bahwa koperasi bukan untuk menggarap sektor kecil dan uang receh. Koperasi Indonesia perlu lanskap pembangunan arsitektur perkoperasian seperti pada industri perbankan.
Membangun koperasi adalah membangun manusia, mengembangkan koperasi berarti meningkatkan kesejahteraan penduduk secara langsung.

“Pemerintah harus menekankan pembangunan koperasi secara makro untuk meningkatkan sumbangan koperasi terhadap PDB yang terus meningkat pada angka minimal sama dengan jumlah anggota koperasi saat ini di kisaran 11,5 %. Jika sumbangan koperasi terhadap PDB di atas 2 digit maka indeks gini dapat dipastikan menurun.
Pembangunan Koperasi Harus Masuk Dalam Narasi Pembangunan Ekonomi Capres. Kami melihat belum ada satupun pasangan capres yang bicara tentang koperasi. Mereka hanya bicara pengembangan UKM. Padahal UKM akan berkembang jika mereka bergabung menjadi anggota koperasi. Jika kita telisik data UKM saat ini sebesar 59,2 juta sementara anggota koperasi pada angka 26,5 juta, tidak ada 50% UKM yang bergabung menjadi anggota koperasi.
Kami berharap pemerintahan yang akan datang koperasi dipentingkan, bahkan menteri koperasi jangan lagi berasal dari Parpol tetapi berasal dari praktisi koperasi yang betul-betul memahami akan dibawa kemana pembangunan koperasi pada masa datang. Sampai saat ini, kami masih sangat khawatir tidak ada satupun pasangan capres cawapres yang menarasikan pembangunan ekonomi dengan membangun koperasi. Kami berani bertaruh jika pemerintah hanya fokus pada yang saat ini besar, pertumbuhan ekonomi 7 digit tidak akan mampu dicapai pada pemerintahan mendatang.
Kami ingatkan pada kedua pasangan capres cawapres untuk mulai melihat bahwa membangun koperasi yang maju akan membangun perekonomian lebih stabil karena berarti fundamental ekonomi akan baik,” jelas Sularto. ( agus nixon )

Jakarta, 8 September 2018
Ketua Umum Asosiasi Manajer Koperasi Indonesia (AMKI) Sularto

CATEGORIES
TAGS
Share This