Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Muldoko Hadiri Peringatan 1 Muharram 1439 H di Al-Zaytun
Indramayu – Sudah menjadi sebuah tradisi di Al-Zaytun Indramayu Indonesia, setiap pergantian tahun selalu dilaksanakan perhelatan akbar dengan mengundang berbagai elemen masyarakat baik dari berbagai pangkat dan jabatan pemerintahan, kalangan swasta, berbagai suku ras dan agama semua diundangkan hadir untuk menyatukan berbagai komponen bangsa bersama-sama guna menyamakan dan menyatukan persepsi di dalam bingkai Persatuan Indonesia.
1 Muharram 1439H kali ini dihadiri oleh beberapa nama yang tidak asing lagi diantaranya Jenderal (Purn) Muldoko Panglima TNI di Era SBY, Fuad Bawazier Mantan Menteri Keuangan RI, Kapolres Indramayu, Dandim Indramayu, KH. Makhtub Effendi serta, Tokoh tokoh lintas agama dan lintas budaya, Tokoh Masyarakat, dan tidak kurang dari 25.000 tamu turut meramaikan.
Perhelatan akbar Peringatan 1 Muharram 1439H, Al-Zaytun Indonesia kali ini di beri tema “Menjunjung Tinggi Kesatuan Persatuan Indonesia Raya”, dari tema yang diusung memberikan makna kepada bangsa Indonesia sebuah arti penting untuk mewujudkan Toleransi dan Perdamaian.
Muldoko dalam orasinya menyampaikan dan memaknai Hijriyah, Hijrah adalah perubahan dan Perubahan mengandung resiko, satu diantara contoh yang disampaikan adalah, akan hadirnya mobil listrik, dan semua yang berkaitan dengan serba online. Ia mengatakan “Jangan lagi bicara tentang belanda masih jauh, kumaha engke, harusnya engke kumaha. Pancasila sudah final, di luar masih teori, tetapi di Al-Zaytun telah diinternalisasi dan dijalankan dengan sungguh sungguh.” Katanya bersemangat.
Disiplin, menurut Muldoko mengatakan “hanya dengan disiplin negara bisa maju, diluar tidak disiplin tapi di Al-Zaytun disiplin dijalankan sungguh sungguh, Contoh tidak ada satu orangpun yang merokok. Pendidikan karakter bangsa sudah ditanamkan sungguh-sungguh.” ungkapnya.
Ia menambahkan “Syaykh tidak perlu diragukan lagi tentang konsep-konsep kebangsaannya, sudah dinyanyikan Indonesia raya 3 Stanza, Bangunlah jiwanya bangunlah badannya. Kenapa korupsi ?, Karena jiwanya kosong. Lulusan Al-Zaytun tidak akan korupsi dan radikal. Disini sendi-sendi kemandirian telah dibangun oleh panglima Al-Zaytun. Produksi beras, gula, protein dll.” Muldoko menambahkan.
Lebih lanjut Muldoko mengatakan, “Di Al-Zaytun sudah dipersiapkan calon-calon pemimpin masa depan. Sayapun dilahirkan dari keluarga petani miskin, bisa jadi panglima, Saya yakin disini semua juga bisa jadi menteri, pejabat, dll.” tutup Muldoko.