Mengapa Hoax Berkembang & Bagaimana Mengatasinya
Jakarta – Dunia maya dewasa ini dibanjiri oleh berita atau artikel yang berisi hoaks dan ujaran kebencian. Apa penyebab dan bagaimana mengatasinya, berikut uraian opini dari AKBP Don da Costa, S.H., Dipl. Tr., Staf Divisi Humas Polri dalam rilisnya yang disampaikan ke redaksi.
“Adanya 4 aspek seseorang mengirim HOAX yaitu Ekonomi Memanfaatkan jumlah follower untuk mendapatkan keuntungan, Ideologi Menolak Ideologi orang lain yang sesungguhnya ideologi tersebut tidak menggangu ideologi yang dianut, memprovokasi (Penikmat kericuhan akibat berita hoax), Lelucon (Candaan/ kritikan),” katanya.
Lantas Bagaimana agar kita terhindar dari HOAX? Ia mengajukan konsep OASIS, menurut dia, ini lah cara komunikasi efektif yang dapat digunakan dalam menangkal penyebaran HOAX.
OASIS adalah singkatan dari; O: Observable, (Hal yang dapat diamati) A: Assumption, (Asumsi) S: Stop & suspend, (Berhenti & menunda menghakimi atau meng-counter atau meneruskan namun melakukan konfirmasi, check, mengumpulkan bahan keterangan & menyelidiki (inquire/ investigate) I: Identify needs (Identifikasi kebutuhan/ perlu & tidak) S: Select action (Memilih tindakan)
Observable, artinya bahwa sesuatu yg terjadi dalam hidup seseorang baik itu mendengar, melihat, membaca (melalui multimedia) mengalami, merasakan, & lain sebagainya merupakan sesuatu yang dapat DAPAT DIAMATI (OBSERVABLE).
Hal yang dapat diamati tersebut secara otomatis akan memberi perubahan pada pola pikiran dan perasaan (percaya, ragu, marah, dongkol, sedih, nafsu, putus asa).
Hal inilah yang disebut sebagai ASSUMPTION (Asumsi). Pada tahap ini, tidak ada tindakan atau kata-kata maupun tulisan yang dapat dibenarkan karena belum didukung oleh data/ fakta yang valid. (Kecerdasan spiritual sangat diperlukan pada fase ini).
Untuk menangani Asumsi ini dengan baik maka diharapkan untuk tidak melakukan penghakiman atau memberi reaksi dulu namun harus STOP & SUSPEND (berhenti dan menunda) untuk melakukan penghakiman/ memberi reaksi baik berupa tindakan, kata-kata, tulisan, mem-forward pesan ataupun membalas pesan. (Kecerdasan Emosional sangat diperlukan di tahap ini).
Lebih lanjut, Ia menjelaskan, pada tahap ini, kita harus mampu menahan diri dan harus melakukan verifikasi, mencari tahu, mengumpulkan data atau bahan keterangan, konfirmasi, memiliki data dan fakta yang benar, yang akan dipakai untuk merespon.
Walau demikian, meskipun sudah memiliki data dan terkonfirmasi bahwa hal tersebut benar adanya, namun respon (pengambilan tindakan) belum dapat dilakukan karena masih ada tahap ke-empat yaitu; IDENTIFY NEEDS (mengidentifikasi kebutuhan) dimana pertimbangan akan untung rugi, perlu tidak, mermanfaat atau tidak harus betul-betul sudah diperoleh.
Nah, jika no 3 dan 4 sudah dimiliki barulah kita SELECT Action. Memilih tindakan atau kata kata yang tepat agar tidak ada yg terciderai. (SUTARNO)