Mengenal Genose, Alat Pendeteksi Covid-19 yang Siap Diproduksi Masal
BN – Arah kebijakan pemerintah dalam sektor kesehatan pada tahun 2021 masih tetap akan dititikberatkan pada percepatan pemulihan kesehatan yang disebabkan oleh pandemi covid-19. Oleh karenanya pemerintah segera mengambil langkah cepat dengan pengadaan vaksin. Vaksinasi covid-19 akan segera dilaksanakan setelah resmi mendapatkan izin dari BPOM.
Selain diperlukan upaya penanganan dalam jangka panjang, untuk menekan kasus covid-19 diperlukan berbagai upaya pencegahan seperti kecepatan testing dan tracing. Berkat usaha keras bersama, saat ini telah ditemukan alat pendeteksi covid-19 yaitu Genose. Alat ini dapat menguji keberadaan virus hanya dengan sampel nafas.
Genose merupakan alat deteksi virus corona yang ditemukan oleh tim Peneliti dari UGM. Alat ini telah resmi mendapatkan izin edar dari Kementrian kesehatan pada hari kamis tanggal 24 Desember 2020. alat ini memiliki kemampuan screening hingga 10.000 sampel, dan dapat di-reset ulang untuk melakukan screening kembali dengan kemampuan yang sama. Genose diperkirakan akan dijual dengan harga 62 juta per unit.
Saat ini Genose belum bisa dimiliki secara pribadi. Alat ini diharapkan mampu mempercepat _testing_ dan _tracing_ virus corona, khususnya di tempat-tempat umum. Mesin genose memiliki beberapa penjelasan dalam menentukan hasil.
Pertama adalah _Sensitivity_ 92% artinya GeNose C19 mampu membaca adanya tanda positif covid-19 dengan peluang 92%, kedua _Specificity_ 94% artinya GeNose C19 mampu membaca tanda negatif covid-19 dengan peluang 94%, ketiga _Positive Predictive Value_ (PPV) 87% artinya bahwa yang benar-benar (true) prositif dari hasil deteksi dengan GeNose C19 adalah 87 dari 100 pasien, adapun 13 diantaranya adalah _false negative_. Hal ini juga dapat berarti bahwa “Jika tes seseorang betul positif, berapa probabilitas dia menderita penyakit”.
Penjelasan selanjutnya yaitu _negative predictive value_ (NPV) 97% artinya yang benar-benar (true) negatif dari hasil deteksi dengan genose C19 adalah 97 pasien dari 100 misalkan, adapun 3 diantaranya adalah _false negative_. Hal ini bisa juga dikatakan “jika tes seseorang negatif, berapa probabilitas dia betul-betul tidak tidak menderita penyakit”. Kelima adalah _positive likelihood ratio_ 16,4 kali artinya bahwa akan lebih sering mendapati 16,4 kali kali pasien positif dibanding negatif. Terakhir yaitu _negative likelihood ratio_ 0,09 kali. Artinya sebanyak 0,09 kali pasien lebih sering negatif dibanding positif.
Semoga penemuan inovasi anak bangsa ini mampu menjadi bagian dari solusi penanganan covid di Indonesia. tentunya dengan tetap menjalankan disiplin dan menaati protokol kesehatan sebagai benteng pertahanan utama. ( red )