Neta S Pane : Kemacetan Lalulintas Di Mudik Lebaran 2016 Ini Paling Parah Dan Melelahkan
Jakarta ( berantasnews ) – Mudik 2016 menjadi catatan hitam bagi Jenderal Badroddin Haiti menjelang lengser sebagai Kapolri. Jalur neraka” yang terjadi di Brebes menunjukkan betapa buruknya rekayasa lalulintas yang dilakukan jajaran Polda Jateng maupun Korlantas Polri.
Hal ini dikatakan Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane melalui Keterangan tertulisnya, kamis 7/7/2016, Neta mencatat, kemacetan parah di jalur Pantura ini dua kali terjadi di era Kapolri Haiti. Pertama menjelang libur Natal 2015. Kedua saat mudik Lebaran 2016. Di libur Natal 2015, ketidakbecusan dalam merekayasa lalulintas ini terjadi saat Korlantas Polri dipimpin Irjen Condro Kirono. Lalu, di mudik Lebaran “jalur neraka” Brebes terjadi saat Kapolda Jateng dipimpin Irjen Condro Kirono.
“Dua hari setelah kemacetan parah di libur Natal 2015, Dirjen Hubdar Djoko Sasono mengundurkan diri, karena malu dan merasa bertanggung jawab. Lalu, siapakah yang akan mundur dengan kemacetan parah di mudik Lebaran 2016 ini, apakah Kakorlantas Polri atau Kapolda Jateng. Kita tunggu saja”. Ucap Neta
“Kemacetan lalulintas di mudik Lebaran 2016 ini paling parah dan melelahkan dibandingkan musim mudik sebelumnya. Akibat “jalur neraka” Brebes, pemudik kehabisan bensin di tol, kelaparan tidak ada penjual makanan, kebelet tidak ada toilet, terjebak kemacetan lebih dari 25 jam di jalur yang sama. Jarak tempuh dari Cirebon ke Ungaran Semarang mencapai 35 jam. Pintu Tol Brebes Timur jadi “pusat neraka” bagi pemudik”. Ungkap Neta
“Saat terjadi liburan Natal 2015, Korlantas Polri mengatakan, kemacetan parah terjadi akibat belum berfungsinya tol Brebes. Faktanya, begitu tol Brebes berfungsi, kemacetan di Mudik 2016 malah makin parah. Korlantas Polri maupun Polda Jateng tidak mampu melakukan rekayasa lalulintas mudik dengan maksimal, akibatnya terjadi stagnasi hingga 25 jam. Kasus ini menjadi catatan hitam bagi karir Kapolri Haiti”. ucap Neta
IPW berharap Kapolri baru Tito Karnavian perlu mengevaluasi dan mencermati kasus ini agar kemacetan parah di jalur tsb bisa diminimalisir dengan rekayasa lalulintas yang dirancang Korlantas maupun Polda Jateng, sehingga kasus yang sama tidak terulang.