Rizieq Syihab Ditolak di Surabaya
Surabaya – Ketua Takmir Masjid Agung Sunan Ampel Surabaya, KH Mohammad Azmi Nawawi beserta pengurus lainnya menolak kehadiran Imam Besar Front Pembela Islam (FPI), Rizieq Syihab.
Mereka menyatakan tidak bertanggung jawab atas tindakan Rizieq menggelar tablik akbar bertajuk “Merajut Ukhuwah Menegakkan Syariah dalam Bingkai NKRI” di masjid dipimpinnya, Selasa (11/4) malam.
Terkait hal itu, KH Mohammad Azmi Nawawi didampingi pengurus lainnya, KH Dzulhilmi Ghozali, KH Mohammad Amin Iman, dan H Wahyudin, menyerahkan surat pemberitahuan penolakan terhadap acara tersebut kepada Kapolres Tanjung Perak Surabaya, AKBP Ronny Suseno, Senin (10/4) sore.
Pengurus Masjid Agung Sunan Ampel Surabaya menyatakan tidak tahu-menahu dengan keberadaan panitia pengajian yang mendatangkan Rizieq Syihab.
Selain itu, beberapa kali aksi demo damai dari Masyarakat Pencinta Masjid dan Makam Sunan Ampel di Kota Surabaya yang menolak kehadiran Rizieq Shihab tersebut, mendorong mereka bersilaturahmi ke kapolres Tanjung Perak Surabaya, sekaligus menyerahkan surat penolakan kehadiran Rizieq Syihab.
“Karena pengajian itu tanpa sepengetahuian kami, dan hanya kami ketahui dari pemasangan baliho di beberapa tempat dekat Masjid Agung, tanpa seizin takmir, maka kami minta bantuan aparat Kepolisian untuk mengerti apa yang terbaik kita lakukan,” ujar KH Mohammad Azmi Nawawi.
Sebelumnya, sekelompok komunitas warga Kota Surabaya yang menamakan diri Solidaritas Aktivis Surabaya (SAS), komunitas Pencinta Masjid dan Makam Sunan Ampel (PMMSA), serta Masyarakat Pencinta Masjid dan Makam Sunan Ampel (MPM-MSA), secara bergiliran dalam beberapa hari terakhir mendatangi Mapolres Tanjung Perak Surabaya guna menyampaikan aspirasinya menolak kehadiran Rizieq Syihab pada acara pengajian di Masjid Agung Sunan Ampel, Surabaya, Selasa malam.
Massa menolak Rizieq karena dikenal suka menyebarkan paham radikal. Hal itu dinilai bisa mengganggu ketentraman dan keamanan warga Surabaya.
Mereka membentangkan spanduk, antara lain bertulis: “Kerukunan Umat Beragama di Surabaya Sudah Kondusif Mohon Jangan Dipecah Belah”,
“Ampel Adalah Kawasan Religi Umat Islam Jangan Dikotori dengan Paham Radikal”,
“Tolak Segala Bentuk Radikalisme”, dan “Surabaya Tidak Butuh Habib Rizieq”.
Menanggapi hal itu, Kapolres AKBP Ronny Suseno menyatakan sudah menghubungi Polda Jatim dan sampai Senin (10/4) malam.
Belum ada pemberitahuan kegiatan tersebut dari panitia penyelenggara pengajian.
“Memang tidak perlu izin, tetapi harus ada pemberitahuan. Kalau tidak, tidak bisa digelar,” kata Ronny seusai berkomunikasi dengan Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Frans Barung Mangera.