Sinergitas Apwil Banyumas dan Masyarakat Sigap Atasi Karhutla Lereng Barat-Selatan Gunung Slamet
Banyumas – Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang terjadi di lereng Barat Gunung Slamet, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, merambat ke wilayah Banyumas.
Komandan Kodim 0701/Banyumas Letkol Inf Candra selaku IC Comander penanggulangan Karhutla Banyumas mengatakan karhutla sudah dua hari masuk ke wilayah Banyumas, melalui Kaligua (Brebes) ke Cilongok (Banyumas), yang merupakan rembesan dari Brebes dan Tegal, tindak lanjutnya ke Selatan, mengarah ke wilayah Banyumas, masuk di Petak 58 D wilayah Perhutani. “Karhutla yang masuk ke wilayah Banyumas terdampak hutan lindung, sehingga sangat perlu dilakukan penanganan segera,” kata Dandim 0701/Banyumas Letkol Inf Chandra, Sabtu (21/9/2019).
Menurutnya, penanganan ini perlu dilakukan segera karena karhutla mengganggu ekosistem yang ada di hutan lindung tersebut.
Dikatakan Dandim, pihaknya pada hari Jumat (20/9) hingga Sabtu (21/9) pagi telah memberangkatkan tiga tim ke lokasi kejadian karhutla. “Tim pertama kita berangkatkan pada hari Jumat (20/9), pukul 16.00 WIB, di Kalipagu (Desa Ketenger, Kecamatan Baturraden, Banyumas), tapi naiknya dari Kebun Raya Baturraden. Itu berjumlah 18 orang terdiri atas BPBD, TNI, Polri, masyarakat sekitar,” jelasnya.
Selanjutnya pada pukul 23.30 WIB, tambah dia, kembali diberangkatkan tim kedua berjumlah 31 orang melalui rute yang sama untuk memperkuat tim pertama.
“Sampai tadi malam sudah sampai di Check Point 2, kemudian melakukan kegiatan pembuatan sekat. Hal ini dilakukan agar api itu tidak merambat lagi ke sektor yang nantinya akan dilalui. Kemudian di sana ditemui sudah ada asap, debu, sehingga dimungkinkan api akan melewati wilayah itu,” jelasnya.
Ia mengatakan pada Sabtu (21/9) pagi diberangkatkan tim ketiga sejumlah 41 orang untuk mengantisipasi atau menutup jalur lain yang kemungkinan akan dilewati api jika tim kedua tidak bisa mengatasinya.
“Hingga saat ini, penanganan masih berlangsung serta pihaknya bersama Bupati Banyumas, Kapolres Banyumas, dan BPBD Kabupaten Banyumas terus memantau perkembangan”, tukasnya.
“Sampai Sabtu pagi (21/9), tim kita telah mendirikan posko di Kebun Raya Baturraden. Perkembangan nanti akan kita laporkan karena memang agak sulit mencapai atau melihat titik api tersebut. Ini nanti kita berupaya menggunakan drone, kita punya drone yang (jangkauannya) sampai 10 kilometer,” terangnya.
Candra mengatakan, penanganan karhutla tersebut difokuskan dengan cara membuat sekat karena kejadiannya di hutan rimba dengan medan yang sangat berat dan banyak jurang.
“Dalam pembuatan sekat, pihaknya membuat perkiraan-perkiraan jalur yang akan dilalui api sehingga diharapkan dapat terisolasi. Ini langkah-langkah yang sudah kita lakukan termasuk menyiapkan medis di Check Point 0, pembuatan posko, kemudian sukarelawan juga kita siapkan di posko,” tambahnya.
Saat ditanya mengenai jarak posko menuju lokasi kebakaran, dia mengemukakan berdasarkan estimasi dan informasi dari masyarakat, jika berjalan kali membutuhkan waktu sekitar delapan jam perjalanan. “Tim pertama sampai di Check Point 2 itu enam jam. Untuk menuju lokasi yang kita rencanakan membuat posko itu kemungkinan sampai delapan jam,” lanjutnya.
Ia menjelaskan pihaknya akan terus memantau perkembangan penanganan karhutla di lereng Barat-Selatan Gunung Slamet yang diharapkan tidak meluas ke hutan rimba dan tidak lagi merambat hingga ke Purbalingga lagi. Hutan di lereng sebelah timur Gunung Slamet yang masuk wilayah Kabupaten Purbalingga sempat mengalami kebakaran pada pertengahan bulan September 2019.
Diketahui bahwa titik api memasuki kawasan hutan pada Kamis (19/9) pukul 07.00 WIB di koordinat 7⁰09’22,38” LS dan 109⁰11’09,86” BT petak 58D-10, RPH Karanggandul, BKPH Gunung Slamet Barat, Hutan Lindung vegetasi Rimba Alam, Wilayah KPH Banyumas Timur, Administratif Kabupaten Banyumas.
“Pada Sabtu (21/9) Pukul 09:00 WIB, Team 1 yang berada di pos 4 jalur Baturraden Lama, melaporkan telah melihat titik api pada 400 meter arah barat laut spesifik koordinat 7⁰15’48,75” LS dan 109⁰11’17,58” BT *petak 58D-12*, RPH Karanggandul BKPH Gunung Slamet Barat.
Untuk Tim 1 belum dapat langsung menjangkau titik api karena kendala kondisi georgafis dan topografi medan yang sulit.
Selanjutnya Posko dengan Team 1 melakukan koordinasi dan pemetaan serta perencanaan strageti penanganan kebakaran. Kemudian, pada Pukul 12:00 WIB, Team 1 melaporkan sebaran api memanjang 600 – 700 meter, tinggal terlihat kepulan asap. Jarak pandang 400-500 meter pada Koordinat 7⁰15’18,00” LS dan 109⁰12’05,00” BT Ketinggian 2.661 mdpl. Pada pukul 15.00 WIB, Tim 1 berhasil padamkan api, dan selanjutnya seluruh tim kami tarik turun dikarenakan perbekalan yang menipis”, terangnya.
Disampaikan Dandim Banyumas, penanganan Karhutla dilereng barat selatan Gunung Slamet akan kembali dilanjutkan hari Minggu (22/9) untuk antisipasi kemungkinan api menyala lagi menuju puncak dan berpotensi menyeberang hingga jalur Gunung Malang.
Menyinggung tentang areal yg terbakar dan kerugiannya, Dandim menyampaikan, areal yang terbakar di Petak 58D-10, 58D-11 dan 58D-12 seluas 15,00 ha dengan kerugian Rp 112.500.000,-“, pungkasnya. ( red )