Soal Karhutla, Kapolda Kalsel: Kita Bikin Saluran Air ke Lokasi Kebakaran
Kalsel – Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di wilayah Kalimantan Selatan (Kalsel) terus berlangsung. Akibat sumber air yang semakin terbatas.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalsel pun terpaksa menjebol saluran irigasi Riam Kanan guna membasahi ratusan hektare lahan gambut yang terbakar.
Berbagai upaya penanganan Karhutla telah dilakukan Satgas Karhutla Kalsel yang melibatkan BPBD Kalsel, TNI-Polri dan masyarakat.
Seperti pada saat Kapolda Kalsel Irjen Pol Drs. Yazid Fanani, M.Si melaksanakan pengecekan pembuatan aliran air untuk penanggulangan Karhutla bertempat di Irigasi Kecamatan Martapura Barat, Kabupaten Banjar, Senin (16/9/2019) pukul 15.20 Wita.
Didampingi Irwasda Polda Kalsel, Kepala Dinas Kehutanan Provisi Kalsel, Danrem 101/Antasari dan Wakapolres Banjar, Kapolda pada kesempatan itu mengatakan:
Pihaknya akan melakukan upaya-upaya untuk menetralkan kembali udara yang ada di Kalimantan Selatan (Kalsel). Misalnya dengan membuat saluran-saluran sekunder untuk mengalirkan air ke lokasi kebakaran.
Pasalnya tanah tempat terjadinya kebakaran meupakan tanah gambut yang berisi air. Oleh karenanya pemerintah hanya akan membangun saluran agar air yang ada di dalam tanah bisa mengalir ke lokasi kebakaran.
“Sebetulnya kalau kebakaran hutan, itu kalau di daerah gambut ini kan bikin saluran saluran sekunder. Saluran-saluran untuk mengalirkan ke dekat situ.
Sementara itu Kepala BPBD Kalsel Wahyudin Ujud, mengatakan luas Karhutla telah mencapai 3.545 hektare dan merata di 13 Kabupaten/Kota kecuali Kota Banjarmasin.
“Berbagai upaya maksimal sudah kita lakukan termasuk kegiatan doa dan sholat minta hujan agar bencana kekeringan dan Karhutla segera berakhir,” ujarnya.
Salah satu lokasi terparah dilanda kebakaran adalah kawasan lahan di sekitar Bandara Syamsuddin Noor Kota Banjarbaru yang merupakan lahan gambut.
Kebakaran lahan gambut di Guntung Damar wilayah Kecamatan Landasan Ulin ini menimbulkan kabut asap yang mengakibatkan aktivitas penerbangan dan transportasi terganggu.
Sedangkan Kepala Dinas Kehutanan Kalsel, Hanif Faisol Nurofiq mengakui kegiatan pemadaman kebakaran di lahan gambut baik melalui pengeboman air oleh helikopter maupun satgas darat belum mampu memadamkan api karena titik api kebakaran berada jauh di bawah tanah.
Satgas Karhutla Kalsel telah bersepakat untuk melakukan penenggelaman areal gambut yang terbakar.
Dikatakan pihaknya bersama instansi terkait akan melakukan penutupan aliran irigasi riam kanan dan mengalihkan aliran air langsung ke lokasi gambut yang terbakar.
Dengan cara ini diharapkan kebakaran lahan gambut menjadi padam, luas lahan gambut yang akan ditenggelamkan ini mencapai 900 hektar. Cara ini dinilai lebih praktis dan lebih murah dibandingkan pemadaman melalui udara. ( Sutarno )