Susno Duadji: Pilkada Serentak 2018 Adalah Pemanasan
Jakarta – Hanya dalam hitungan jam Pilkada serentak di seluruh wilayah pemilu di 171 daerah dilaporkan secara umum aman dan tertib, telah terlaksana dengan baik untuk memilih pasangan calon Kepala/wakil kepala daerah baik itu gubernur dan wakilnya, bupati dan wakilnya, maupun walikota dan wakilnya. Menurut Komjen Pol. (purn) Susno Duadji, hal ini merupakan ajang pemanasan menuju Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden tahun 2019 mendatang.
Susno Duadji menceritakan bahwa pemilihan langsung merupakan wujud buah reformasi tahun 1998. Sejak itulah Presiden dan kepala daerah dipilih langsung oleh rakyat, untuk itulah moment pilkada adalah pesta demokrasi bagi masyarakat, bahkan tak kalah dengan obrolan Piala Dunia sepak bola, dan sepertinya Pilkada sudah menenggelamkan isue Piala Dunia 2018 yang diselenggarakan di Rusia.
Susno Duadji yang saat ini adalah Ketua Umum TP Sriwijaya organisasi yang didirikan oleh para pejuang Tentara Pelajar Bhumi Sriwijaya ini mengaitkan pesta demokrasi atau pilkada milik masyarakat Indonesia dengan fenomena tertangkapnya kepala daerah dan legislatif yang tertangkap oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Bukannya menurun, justru cenderung naik banyak operasi tangkap tangan (OTT) yang dilakukan oleh KPK, mulai dari reformasi 98 dan diundangkannya UU tentang pembentukan KPK, ujar mantan Bareskrim yang terkenal dengan istilah cicak Vs Buaya ini kepada Sinar Pagi Baru.
“Pemandangan demikian apakah disebabkan oleh tingginya biaya yang dikeluarkan oleh Para calon untuk dapat memenangkan pilkada. Kemudian setelah terpilih menghalalkan segala cara untuk kembalikan uang yang sudah dikeluarkan saat pilkada, atau untuk mempersiapkan diri ikut Pilkada?. Karena menjadi Kepada Daerah itu enak, nikmat, entah lah apa jawab nya karena belum ada penelitian tentang hal itu”, ungkapnya.
Di beberapa daerah sudah nampak permainan kotor, bukan tebar visi dan misi serta janji, tapi tebar sembako, dan tidak tertutup kemungkinan tebar uang, caranya bukan langsung dari calon, tapi lewat tim sukses dengan dalih uang operasional tim, terang Susno Duadji kepada media ini.
“Disinilah diperlukan kecerdasan penyelenggara dan pengawas serta penegak hukum untuk bertindak dan bekerja secara profesional dan amanah sesuai fungsinya, agar kita memperoleh Pilkada yang berjalan bersih, bebas dari politik uang, sehingga masyarakat untuk mendapatkan pemimpin daerah yg bersih”, jelasnya yang berharap KPU/D, Panwaslu/D, Polri, KPK, Jaksa, Saber Pungli, dan LSM serta seluruh masyarakat pencinta Pilkada bersih ikut berperan mengawasi.
Kemudian fenomina lainnya adalah dinasti, lanjut H. Susno Duadji, ternyata bukan hanya di Korea Utara saja negata diktator itu, kekuasaan turun dari ke bapak ke anak terus ke cucu. Di Indonesia pun Politik Dinasti untuk melestarikan kekuasaan dalam keluarga juga terjadi. Mungkin kekuasaan dan berkuasa itu enak, sehingga sayang kalo lepas ke tangan orang lain, ujarnya yang mengamati Pilkada serentak 2018 saat ini menurutnya ada anak, adik, dan lain-lain yang diharap dapat menggantikan kursi kekuasan.
Untuk itulah Pilkada saat ini merupakan ajang pemanasan menuju pemilu tahun 2019 nanti, tutup Susno Duadji yang mengapresiasi kerja keras Polri yang sudah turut bekerja mengamankan berjalannya Pilkada saat ini aman dan tertib.
Penulis : Rinaldo/Redaksi.
Foto: Komjen Pol. (purn) Susno Duadji, Ketua Umum TP Sriwijaya saat di ruangannya. (SPB)