Tabiat ROJALI Pengawas Disdik Jabar Yang Arogan Membuat Geram Para Awak Media
Bekasi – Profesi wartawan kembali dilecehkan’ oleh salah satu oknum PNS selaku Pengawas dari Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat.
Sebelumnya diberitakan, saat wartawan berantasnews konfirmasi terkait tupoksi ideal pengawas, dan dalam rangka apa berkunjung ke SMAN I Kedungwaringin kepada oknum pengawas dari Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat tersebut. Namun jawabannya tidak mengenakan, dengan nada kasar dan nyaris tidak memiliki etika bahasa.
Bahkan sempat wartawan berantasnews mengatakan, rekaman saya jalan neh, tapi oknum pengawas tersebut malah menantang. Silahkan saja anda rekam ‘bahwa wartawan semuanya yang datang sangat mengganggu proses belajar dan mengajarnya guru-guru di sini’ wartawan macam apa kamu, tanya saja tuh Wakaseknya’. ucapnya dengan nada kasar, padahal di sebelahnya adalah Humas bukanlah Wakasek.
Tabiat oknum pengawas dari provinsi Jawa Barat yang sombong dan kata-katanya nyaris tidak beretika tersebut membuat geram para awak media.
Anehnya saat wartawan berantasnews menshare beberapa link berita online ke WatsApp nya, ini jawaban ROJALI.
“Apa ga salah Bung…
Lihat kode etik jurnalis…
Wartawan yang baik tidak akan merugikan orang lain. Sy merasa banyak oknum wartawan yang kerjanya cuma mengambil keuntungam semata tidak mengindahkan kode etik jurnalis yang begitu bagus untuk membangun bangsa ini,” jawaban WatsApp ROJALI.
Sementara itu Kasek SMAN I Kedungwaringin Ahkmad Sayuti, mengatakan, bahwa dirinya mendapat kabar dari Anca dan guru yang lainnya yang melihat dan mendengar kejadian antara wartawan dan pengawas.
“Hari Selasa sore saya sudah dapat cerita tuh, dari Anca Humas ngomong, Eni ngomong, bahwa wartawannya Budi dari Pebayuran,” kata Akhmad Sayuti, Kamis 02/08/2018 dikediamannya.
Menurut Akhmad Sayuti, pengawas yang datang ke SMAN I Kedungwaringin itu pengawas dari Provinsi namanya ROJALI.
“Nama pengawasnya yaitu pak ROJALI, saya sudah komunikasi dengan beliau, saya kan di satu sisi, beliau itu pimpinan saya, tapi pimpinan bukan di struktural, pimpinan dalam arti sebagai pembinaan,” katanya. (budi)