ANSHARI DIMYATI: JADIKAN KALBAR SEBAGAI CENTER OF MALAY DI DUNIA

ANSHARI DIMYATI: JADIKAN KALBAR SEBAGAI CENTER OF MALAY DI DUNIA

PONTIANAK – Pada 17 Agustus 2023, di hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-78, diselenggarakan Rapat Kerja Dewan Pengurus Pusat Majelis Adat Budaya Melayu Kalimantan Barat (MABM KB) masa bakti 2023-2028, para pengurus menyampaikan program kerja yang menjadi konsentrasinya beberapa waktu ke depan.

Diskusi yang berlangsung di Balairungsari Rumah Melayu, itu diawali dengan penjelasan Sejarah MABM Kalbar oleh Ketua Umum Prof. Dr. Chairil Effendy. Kemudian dijelaskan pula seputar Struktur MABM, Capaian setelah berdirinya MABM KB selama 26 tahun, brainstorming program-program ke depan, dan penyusunan program utama.

Di sela agenda brainstorming tersebut salah satu anggota Departemen Pembantuan Hukum MABM KB, Anshari Dimyati menyatakan pendapatnya tentang urgensi dan tanggung jawab dalam menjaga dan melestarikan tradisi dan kekayaan peradaban Melayu di Kalimantan Barat, Indonesia, bahkan Dunia. Setidaknya, ada dua hal penting yang menurutnya patut untuk dilakukan.

Yang pertama adalah mendigitalisasi kekayaan peninggalan peradaban melayu dan mendaftarkannya secara hukum melalui hak kekaayaan intelektual (HKI), dan yang kedua, atas sejarah yang ada kemudian menjadikan Kalimantan Barat sebagai “Center of Malay” di Dunia.

“Melayu sebagai entitas atau bangsa yang besar, memiliki begitu banyak peninggalan kekayaan dalam perjalanan peradabannya. Sedangkan di Kalimantan Barat, kita ketahui pula banyak manuskrip, transkrip, dokumen peninggalan sejarah kebudayaan tersebut belum terinventarisasi dengan baik. Seperti contoh, dalam buku “Sultan, Pahlawan, dan Hakim” oleh Henri ChambertLoir menjelaskan keberadaan Mahkamah Syariah pertama kali di Indonesia berada di Kesultanan Pontianak, yang kemudian diadopsi oleh Pengadilan Agama Indonesia, dan banyak lainnya peninggalan dari 14 kota kabupaten di Kalbar” ujar Anshari.

Anshari mengungkapkan pentingnya menginventarisasi peninggalan-peninggalan: manuskrip, transkrip, dokumen-dokumen, foto serta video yang berkaitan dengan kebudayaan melayu. Kemudian selanjutnya dapat dilakukan pendaftaran Hak Kekayaan Intelektual (HKI), dalam berbagai bentuk, paten, sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTb), Cagar Budaya (dalam berbagai peringkat) serta lainnya.

“Kemudian kita mengetahui bahwa hasil riset yang dilakukan oleh Prof. James T. Collins, rekan dari Ketua Umum kita Prof. Chairil Effendy, menghasilkan temuan bahwa bangsa Melayu tertua adalah berasal dari Kalimantan Barat, yaitu dari Sambas. Yang selanjutnya berdiaspora dan menyebar ke barat dan timur Indonesia, lalu ke utara sampai dengan Malaysia. Dengan sejarah tersebut, kita (MABM KB) beralasan untuk menjadikan Kalbar sebagai Center of Malay di Dunia” tambah Anshari yang juga merupakan Ketua Yayasan Sultan Hamid II.

Anshari berharap dari masa bakti 5 tahun ke depan, MABM KB tidak hanya menyelenggarakan festival Melayu se Kalimantan Barat saja, atas dasar heterogenitas dan sejarah pusat peradaban melayu (Center of Malay) tersebut, MABM dapat menyelenggarakan Festival Melayu Se-Dunia, dengan mengundang Majelis-Majelis Melayu yang ada di Pulau Sumatera, Jawa, Sulawesi, semenanjung Malaysia, Brunei, Filipina, Thailand, dan lainnya. Agar tradisi terus terpelihara, peradaban tetap terjaga. (Akbar )

CATEGORIES
TAGS
Share This