BAZNAS Kab.Bekasi Bantu Aryo Yang Menderita Penyakit Kelumpuhan

Bekasi – Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kab, Bekasi berjanji bakal membantu Aryo Pamungkas Wibowo (26), warga Kampung Jati RT 001/RW 015 Dusun III, Kelurahan Kebalen, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi, yang menderita penyakit kelumpuhan sejak setahun lalu.

“Insha Allah akan dibantu oleh Baznas Kabupaten Bekasi,” kata Ketua Baznas Kabupaten Bekasi, H. Abdul Azis, kepada sejumlah wartawan yang tergabung dalam Ikatan Wartawan Online (IWO), Jumat (7/9).

Namun katanya, harus dilengkapi data-data yang dibutuhkan, seperti foto copy KTP, Kartu Keluarga, Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) dan surat keterangan sakit dari dokter.

“Data-Data2nya harus dilengkapi. Rekan-rekan IWO kan bisa bantu buatan SKTM melalui Kelurahan dan Kecamatan,” imbuhnya.

Bahkan, lanjutnya, pihaknya bakal memberikan bantuan kursi roda. “Kalau diperlukan kita bantu kursi roda,” pungkasnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Aryo yang berasal dari keluarga miskin, kini hanya bisa pasrah dan terbaring di rumahnya yang sangat sederhana, lantaran sudah tak punya biaya lagi untuk mengobati penyakit lumpuhnya itu.

Abdul Somad (61), ayah Aryo menuturkan, kelumpuhan yang diderita anak tercintanya itu lantaran terjatuh saat mengikuti lomba panjat pinang pada perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia ke- 72, 2017 lalu.

“Karena sudah tak sanggup untuk bayar biaya pengobatan, Aryo pun sering menangis dan menahan sakit yang dideritanya. Jangankan beranjak, untuk duduk pun kondisinya tidak memungkinkan. Semua kegiatan Aryo ini hanya berlangsung dengan bantuan orang lain, termasuk makan, yang harus disuapi,” paparnya.

Menurut Somad, selama ini keluarganya tidak pernah tersentuh oleh segala bentuk bantuan maupun jaminan kesehatan milik pemerintah. Baik itu BPJS maupun yang sering orang sebut sebagai Kartu Indonesia Sehat (KIS).

“Sakitnya sudah setahun. Sempat pernah dirawat ke rumah sakit dan manggil tukang urut, tapi bagaimana mau berobat lagi, Kami  sudah gak punya biaya, nggak punya BPJS, dan nggak punya semuanya,” ujarnya terlihat sedih.

Somad mengaku sudah tak sanggup lagi untuk membawa anaknya ke rumah sakit lantaran hingga saat ini tak memiliki jaminan kesehatan. Selain itu, kata Somad, bukan hanya untuk uang perawatan, ongkos ke rumah sakit saja tak punya. Bahkan diakui, dirinya hanya sebagai kuli tani kecil yang penghasilannya hanya cukup untuk makan sehari-hari.

“Kalau ngurus untuk buat BPJS sendiri saya gak ngerti caranya, yah namanya orang kampung. Waktu itu udah pernah minta bantuan ke RT/RW untuk dibuatkan BPJS, ke Kelurahan juga udah pernah, tapi begitu dah, saya mah gak mau bilang apa-apa,” bebernya.

Menurutnya, faktor kemiskinan membuat Ia dan keluarga harus rela hidup dalam kesusahan. Bahkan terlihat, kondisi rumah Somad sendiri memang sangat memprihatinkan dan nyaris tidak ada barang berharga di rumah itu.

Musibah yang mengakibatkan keretakan pada tulang ekor Aryo, dari hari ke hari membuat seluruh tubuhnya makin mengecil.

Nyai (58), ibu Aryo mengaku, dirinya masih ingin membawa anak tercintanya itu ke rumah sakit agar bisa sembuh seperti sediakala. Bahkan dengan nada sedih, ia mengaku tak tega melihat anaknya karena hanya memberi obat ala kadarnya.

“Ini aja kalau gak dibantu dengan selang, anak saya gak bisa buang air kecil dan besar, selang untuk buang kotorannya juga ini gak diganti-ganti selama 7 bulan. Belum pernah ada orang dari pemerintah yang ke sini.

Ia masih berharap adanya bantuan dari pemerintah untuk kesembuhan anaknya. Menurut Nyai, anak adalah harapan orangtua.

Ketiadaan biaya memang cenderung membuat warga miskin tidak mampu mengatasi masalah yang mereka hadapi. Penderitaan Aryo bagai menambah panjang daftar warga miskin di Kabupaten Bekasi yang tidak tersentuh bantuan. Kendati anggaran pembangunan di bidang kesehatan cenderung naik setiap tahun. (sr)

CATEGORIES
TAGS
Share This

COMMENTS