Diduga Menjual Bakso Tercampur dengan Hewan Tikus

Diduga Menjual Bakso Tercampur dengan Hewan Tikus

Bertempat di Mapolres Mamuju Tengah, Kapolres Mateng, AKBP Muh. Zakiy didampingi Wakapolres Mateng dan Kasat Reskrim Polres Mateng IPTU Agung, Anggota Reskr33im Polres Mateng, Bripka Agustinus menggelar press coference terkait dugaan penjualan makanan jenis bakso yang indikasinya tercampur dengan hewan tikus yang menjadi perbincangan dikalangan masyarakat berapa hari terakhir.
Dalam keterangan persnya, Selasa (3/3/2020), Kapolres Mateng AKBP Muh. Zakiy menyampaikan, kejadian ini terjadi RM SK Kecamatan Tobadak Kabupaten Mamuju Tengah, Minggu kemarin.

Kapolres menuturkan kronologi kejadian bermula pada hari minggu 1 Maret 2020 sekitar pukul 19:15 wita, MS bersama istrinya MY membeli satu porsi bakso di RM SK dibungkus kemudian dibawa kerumah. Sampai dirumah dihidangkan untuk disantap, pada saat itulah didapati sesuatu benda yang dicurigai ekor tikus.
“Jadi dicurigai dalam bakso itu ada benda yang menyerupai ekor hewan tikus,” ujar Kapolres.
Setelah mendapati benda tersebut lanjut Kapolres, MS melaporkan temuan itu ke Polsek Tobadak. Setelah menerima laporan, unit reskrim polsek tobadak mendatangi TKP RM SK.
Setelah sampai di TKP kata Kapolres, dilakukan pengecekkan terhadap dandang yang diduga tercampur hewan tikus. Pihak kepolisian mendapati dalam dandang tersebut berupa benda yang diduga adalah seekor tikus yang sudah mati dan tidak utuh.
“Jadi mungkin karena pengaruh panas, itu makanya sudah tidak utuh lagi atau sudah terurai. Setelah itu petugas mengambil sampel pentol bakso, kuah bakso. Dalam kuah yang didalam dandang kuah, setelah dilakukan pengecekkan ada benda yang mirip bulu tikus. Selanjutnya, setelah diangkat dari dandang kuah, ada serpihan diduga hewan tikus yang sudah terurai,” terang Kapolres.
Lanjut disampaikan Kapolres, setelah mengecek cctv yang ada di atas gerobak bakso, dari pengamatan petugas di cctv itu, terlihat pada sesi pertama terlihat memang ada tikus yang main-main. Selanjutnya tikus itu turun kebawah mendekati dandang selanjutnya tikus itu bermain diarea gerobak itu. Pada saat tikus itu main-main di sekitar dandang, dandang itu dalam posisi terbuka tidak utuh tertutup atau tutupnya tidak rapat.
“Jadi fakta-fakta setelah dilalukan periksaan di RM SK, memang kondisi dibelakang RM itu ada semak belukar, jadi kurang bersih, kurang rapi. Jadi kemungkinan banyak tikus yang akan masuk ke areal dapur dan warung. Sehingga berdasarkan rekaman cctv, indikasinya bahwa di RM itu banyak berkeliaran tikus karena memang tikus itu suka tempat-tempat yang kurang bersih,” bebernya.

Kapolres juga menjelaskan, sesuai penyampain pemilik warung dan setelah dilakukan pengecekan, RM SK ini memang warung bakso, tapi dia tidak memproduksi daging. Jadi bahan pentol bakso itu dibeli disalah satu penyedia. Jadi dia pesan, setelah sampai di RM barulah dibentuk bulatan. Jadi untuk mendapatkan bakso, dia membeli bahan (daging) di penggilingan daging di topoyo.

“Setelah membeli daging dari penggilingan daging itu, pihak warung itu hanya membentuk dalam bentuk bulat-bulatan dengan ukuran kecil maupun besar sesuai dengan selera pengunjung,” bebernya.
“Untuk dandang, sesuai pengakuan pemilik warung bahwa kuah dandang itu, apabila habis dandang itu akan dibersihkan untuk besok ditempati lagi kuah bakso baru. Kalau kuahnya masih ada lebih dari setengah dan belum 2×24 jam, kuah itu akan dipakai lagi untuk besoknya tinggal ditambah bumbu dan air,” sambung Kapolres.
Dari kejadian ini lanjutnya lagi, keesokan harinya pada saat penambahan kuah bakso tidak dilakukan pengecekkan lagi, yang seharusnya dilakukan pengecekkan, langsung ditambah air dan bumbu lalu dipanasi lagi. Karena tidak dilakukan pengecekkan, kemungkinan tikus yang bermain-main disekitar gerobak itu jatuh masuk kedalam dandang.
“Kesimpulan sementara bahwa diduga pemilik warung ini lalai dalam hal tidak mengecek lagi kondisi isi dan kuah dalam dandang. Jadi kasus dugaan tercampurnya tikus itu kedalam kuah itu bisa terjadi. Intinya, sesuai barang bukti yang didapatkan di RM termasuk rekaman cctv yang diperoleh, sementara ini kami masih terus mendalami permasalahan ini,” ungkap Kapolres.
Karena ini sudah terlanjur viral, Kapolres berharap masyarakat jangan resah, jangan sampai semua persatuan penjual bakso di Mateng ini merasa terganggu atau terusik dengan kejadian ini. Pihak penyidik Satresktim Polres Mateng masih terus memdalami dan mencari tahu kebenaran dari permasalahan ini.
Pada kesempatan tersebut, Pemilik warung juga menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat khususnya masyarakat Mamuju tengah atas kelalaianya.
“Saya sebagai pemilik warung SK memohon maaf yang sebesar-besarnya, khusus kepada masyarakat Mamuju Tengah atas kelalaian kami yang tidak sengaja,” ucapnya singkat. ( red )

CATEGORIES
TAGS
Share This