Dump Truk Tanah Lindas Pengendara Sepeda Motor Hingga Tewas Ditempat

Kab.Bekasi – Keluhan dan rasa khawatir yang dirasakan emak-emak yang tinggal di wilayah Kecamatan Babelan lantaran banyaknya truk besar pengangkut tanah bertonase berat yang melintas di wilayah itu.

Truk bertonase berat yang lalu lalang tidak mengenal waktu menjadi rasa khawatir para emak-emak ketika anaknya pergi dan pulang sekolah.

Seperti dikatakan Ida Hikar, warga setempat. Dia mengaku sangat resah dengan lalu lalang truk besar yang tak kenal waktu.

“Kita emak-emak, tukang ojek, anak sekolah ngeri banget banyak mobil truk tanah lewat pagi-siang-sore. Belum lagi yang balik arah truknya. Dulu bisa operasinya sekitar pukul 21.00 Wib sampai 05.00 Wib dini hari. Tapi kok sekarang jam berapa aja bisa lewat..?,” ujarnya seraya bertanya.

Apa yang dikhawatirkan emak-emak akan musibah kecelakaan rupanya benar adanya. Nasib naas menimpa perempuan paruh baya yang mengendarai sepeda motor terlindas dump truk bermuatan tanah saat melintas di Jalan Raya Kedaung, Kecamatan Babelan, Minggu (22/09) sekira pukul 13.00 Wib.

Perempuan yang belum diketahui pasti identitasnya itu tewas seketika usai terlindas dump truk bernomor polisi B 9646 KYX yang membawa tanah ke lokasi proyek pengurugan perumahan di wilayah Kecamatan Babelan Kab. Bekasi Jawa Barat.

Penuturan warga yang menyaksikan kejadian, sebelum kejadian korban yang dibonceng suaminya menggunakan sepeda motor matic menuju arah yang sama dengan dump truk ke barat. Namun tidak diketahui pasti kronologi hingga korban sudah terlindas pada ban belakang bagian kanan dump truk tanah.

“Korban terlindas pada bagian perut dan tewas seketika,” ujar salah seorang saksi, Maruk.

Saat kejadian, kata Maruk, sopir truk tersebut langsung melarikan diri. Kemudian selang sekitar tiga puluh menit, polisi datang mengevakuasi korban. Sedangkan suami korban turut dibawa oleh polisi.

Seorang pengguna jalan yang melintas sempat menanyakan identitas pria yang mengaku suami korban. Menurut suami korban, ia tinggal di Karawang dan datang ke Bekasi dengan tujuan ingin menemui anaknya di Perumahan Pondok AFI dan Perumahan Wahana, Babelan.

“Saat saya tanya suami korban masih seperti orang tidak sadar. Mereka itu berkendara dua motor, di mana motor yang kedua dinaiki oleh kedua anaknya,” terang Iwan.

Warga lainnya, Jupri turut menyesalkan bebasnya truk besar bermuatan tanah beroperasi tanpa mengenal waktu bahkan konvoi bersamaan di pagi dan siang hari saat jam sibuk.

Masih kata Jupri, ukuran jalan yang kecil sangat tidak layak dilintasi truk berbobot hingga 40 ton.

Jupri menegaskan, hendaknya pemerintah lebih mengerti bahwa truk besar tidak layak masuk jalan kecil karena sangat berbahaya. Selain berbahaya untuk keselamatan, juga akan mudah menghancurkan jalan.

“Truk besar itu kan melintasi kantor Kecamatan, kantor Polsek, kantor Koramil, jadi gak mungkin kalau mereka tidak tahu,” tandas Jupri.

Ketika dikonfirmasi terkait hal itu, Camat Babelan Deni Mulyadi enggan berkomentar banyak. “Sudah dipanggilin semua dan sudah bikin pernyataan tiga minggu yang lalu. Pernyataannya ada di MP,” singkat Deni melalui pesan whatsApp, Minggu (22/09) sore. (sr/bdi)

CATEGORIES
Share This