Menyambut Jambore Peternakan 2017. “UPSUS SIWAB” Tonggak Sejarah Baru Petani Peternak Indonesia.

Jakarta – Berawal dari Kunjungan Kerja Wapres Jusuf Kalla yang didampingi Mentan Andi Amran Sulaiman pada akhir tahun 2014 di Balai Besar Inseminasi Buatan Singosari Prov. Jawa Timur, salah satu yang menjadi Unit Pelayanan Tehknis yang berada dibawah naungan Ditjen. PKH Kementerian Pertanian, dalam kunjungan kerja Wapres dan Mentan di BBIB Singosari, terungkap dari paparan Kepala BBIB, bahwa UPT tersebut telah mampu memproduksi “Semen Beku” (Sperma) Sapi Jantan Unggul hingga 3 juta ampul per tahun. 

Semen Beku produksi BBIB Singosari, malah di ekspor ke luar negeri dan setelah nanti dikembangkan jadi Sapi, baru di impor kembali, hal tersebut membuat mentan terkejut dan gusar pada saat itu juga Mentan Andi Amran Sulaiman yang baru berapa bulan bekerja di kabinet, segera melarang ekspor semen beku dan meminta direktur jenderal peternakan agar membeli produk BBIB Singosari untuk dibagikan gratis kepada petani peternak.

Perintah Mentan Andi Amran Sulaiman akhirnya melahirkan kebijakan Program Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting (Upsus SIWAB) Oktober 2016.

Sejak dicanangkan kegiatan ini langsung dipantau Andi Amran Sulaiman, hari ke hari mulai dari jumlah Sapi yang mendapatkan Inseminasi hingga jumlah kelahiran.

Mentan Andi Amran Sulaiman bahkan tidak segan-segan melakukan Inseminasi disetiap lokasi kunjungan kerja dari Aceh hingga Papua.

Mentan optimis bahwa Indonesia akan Swasembada Daging Sapi Tahun 2019, walau sesungguhnya bila berpatokan pada “Daging sumber Protein”, Indonesia sudah Swasembada, karena sumber protein hewani bukan hanya “Daging Sapi” namun budaya yang masih ada ditengah masyarakat bahwa “Sapi” adalah sumber protein maka kita terjebak pada pemaknaan bukan subtansi.

Indonesia memiliki berbagai sumber protein hewani bahkan sudah meng_ekspor ke berbagai negara, daging Ayam, Domba dan Kambing.

Monitoring dan Evaluasi Upsus Siwab dari Ditjen. PKH dan Pusat Data Informasi Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian, terlihat dinamika yang sangat signifikan dari perkembangan kuantitas Sapi Indukan Wajib Bunting setiap Provinsi.

Tabel dibawah menunjukkan bahwa kegiatan Upsus untuk Realisasi Kelahiran pada Januari 2017, masih di dominasi Prov. Jatim, 67,11 % atau sebanyak 49003 ekor disusul Prov. Lampung, 7,54 % atau atau 5051 ekor dan Prov. Jabar, 4,66 % atau 3040 ekor serta Prov. Jateng, 4,25 % atau 3011 ekor, sedang daerah lainnya dibawah 3 %, namun setelah 6 bulan kemudian atau 1 Semester kegiatan Upsus Siwab tampak dinamika komposisi yang mulai berimbang disetiap Provinsi.
Komposisi tersebut terlihat pada bulan Mei 2017 realisasi IB Nasional sekitar 309.900 ekor dengan capaian 76,96 % dari target. Ada 3 Provinsi yang melampaui target yang ditetapkan yakni, Jateng 134,76 %, Kalimantan Utara 119, 69 % dan Jatim 102,68 %.
Realisasi kebuntingan pada Mei 2017 mencapai 104.581 ekor atau 38, 60 % dari target nasional dan uniknya capaian tertinggi ada di Provinsi NTT, Kalut, Riau dan Banten sedang angka kelahiran Sapi Mei 2017 sebanyak 62.255 ekor, Jatim 29.398 ekor tetap tertinggi namun NTT dapat menyusul provinsi lainnya dengan angka kelahiran Sapi 8.301 ekor pada Mei 2017.

Menjelang Idul Fitri pada saat Ramadhan 1438 H. Mentan Andi Amran Sulaiman menyambangi Balai Embrio Ternak Cipelang, melihat Sapi masa depan Indonesia dari Ras “Belgian Blue” yang baru lahir dan diberi nama “Gatot Kaca”. Mentan yang tidak perna mau puas dengan capaian kerja, ketika mendengar bahwa “Sapi Belgian Blue” memiliki bobot daging melebihi ras si Mental dan Limousine terutama pada bagian Otot,

Menteri Pertanian langsung mengumpulkan seluruh Staf BET Cipelang dan mendengarkan paparan mengenai spech “Sapi Belgian Blue”. Andi Amran saat itu juga minta anggaran Ditjen. PKH direvisi serta meminta agar dilakukan pembelian Semen Beku ras Belgian Blue langsung dari Belgia untuk dikembangkan di Indonesia. Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, tidak mau main-main, langsung menganggarkan 100 Milyar untuk pembelian “Sperma Sapi Belgian Blue” untuk dikembangkan di seluruh balai inseminasi buatan di seluruh indonesia bahkan Mentan juga berjanji bila project ras belgian blue berhasil akan memberikan penghargaan yang setimpal kepada semua Tim yang terlibat atas nama Negara, ini masa depan Peternak Indonesia ujar mentan kepada pers yang meliput kunker mentan di Cipelang baru-baru ini.

Upsus Sapi Indukan Wajib Bunting, telah menorehkan sejarah baru untuk Petani Peternak di seluruh Indonesia, dulu untuk memiliki Sapi jenis Limousine dan Simental adalah “Mimpi” bagi Petani Peternak karena harga Sapi jenis ini sangat mahal tidak sampai 1 tahun sudah mencapai 6 hingga 10 juta per ekornya, sekarang Sapi jenis Limousine sudah hampir merata di seluruh Indonesia Petani Peternak memilikinya.

Kedepan kita akan lihat paling lambat tahun 2019 Petani Peternak Indonesia memiliki Sapi Belgian Blue bila perlu kita akan buat “Pawai Sapi Belgian Blue” milik Petani Peternak, agar Dunia Tahu Indonesia Bisa dan Hebat, yang penting Kerja_Kerja_Kerja wujudkan Nawacita untuk mensejahterakan seluruh Rakyat Indonesia, pungkas Putera Bone yang tidak kenal kata “Menyerah” ini. ( dino )

CATEGORIES
TAGS
Share This