Ponpes Al Zaytun Punya Alternatif Sumber Pangan yang Melimpah

Indramayu – Sabtu 13 Juli 2019 Sebagai praktisi dan akademisi pencinta agronomi, Syaykh Al-Zaytun, Syaykh Abdussalam Rasyidi Panji Gumilang, tidak pernah berhenti melakukan penelitian mengenai pertanian-pangan.
Bertempat Di Pondok Pesantren Mahad Alzaytun Gantar indramayu jawa Barat Sabtu 13 Juli 2019.

Syaykh Al-Zaytun meneliti pangan alternatif. Atau untuk menciptakan kepelbagaian sumber pangan (diversifikasi pangan). Yakni sumber pangan yang masih dipandang sebelah mata oleh seluruh bangsa Indonesia.

Namun kalau diteliti, mempunyai nilai untuk mencerdaskan bangsa Indonesia. Dan bisa mengkokohkan tulang bangsa Indonesia, karena sumber kalsium.

Dan itu masih dipandang sebelah mata. Tidak ada yang membudidayakan dalam skala besar dan luas. Apa itu?

1. Orang lokal Indramayu menyebutnya ‘Gondem’, yakni sorgum (Sorghum).

(Sorgum adalah tanaman serbaguna yang dapat digunakan sebagai sumber pangan, pakan ternak dan bahan baku industri. Sebagai bahan pangan, sorgum berada pada urutan ke-5 setelah gandum, jagung, padi, dan jelai. Sorgum merupakan makanan pokok penting di Asia Selatan dan Afrika sub-sahara).

Sementara di Indonesia baru sebatas diolah untuk pakan burung.

2. Sorgum Numbu.
Syaykh Al-Zaytun telah melakukan penelitian terhadap sorgum numbu ini sejak tahun 2002/ 2003. Problemnya adalah belum menemukan prosesing yang tepat, sehingga sorgum ini dapat disajikan di meja makan, bahkan untuk kelas sajian Perdana Menteri di Inggris.

Baru beberapa hari ini, Syaykh Al-Zaytun telah menemukan formulasi pengolahan yang menjadikannya beras yang luar biasa.

3. Hanjeli (Jali-jali)

(Jali-jali, merupakan sejenis tumbuhan biji-bijian tropika dari suku padi-padian atau Poaceae. Asalnya adalah Asia Timur dan Malaya namun sekarang telah tersebar ke berbagai penjuru dunia. Beberapa varietas memiliki biji yang dapat dimakan dan dijadikan sumber karbohidrat dan juga obat).

Syaykh Al-Zaytun temukan hanjeli pulut. Bila di Eropa semacam barley. Hanya bedanya hanjeli memiliki bulir yang lebih besar dari barley.

Ini merupakan sumber makanan yang bisa mengokohkan tulang. Untuk snack para santri Al-Zaytun nantinya jangan hanya bubur kacang hijau saja.

Namun disajikan bubur hanjeli. Dengan campuran labu, kacang black eyed (kedelai organik), sorgum merah.

Dengan diversifikasi pangan ini, maka konsumsi pokok tidak hanya bersandar pada nasi.

Kalau toh nasi, konsumsilah nasi yang berasal dari padi yang hebat, yang berkualitas tinggi. Yakni padi Basmati (asal Kashmir – Pakistan). Dan hasil penelitian Syaykh Al-Zaytun tentang Basmati ini melahirkan varietas yang disebut dengan Kashmirin (Kashmir-Indonesia).

Inilah nasi hebat. Basmati. dan Syaykh Al-Zaytun sedang menanamnya. InshaAllah dalam 30 – 40 hari lagi akan panen Basmati.

Pada bulan 11/12 tahun ini, Syaykh Al-Zaytun akan menanam hanjeli 30 hektar (Ha). Sorgum lokal 5 Ha. Sorgum Numbu 5 Ha. Untuk makan 1 tahun.

Mutu dan kulitas pangan bangsa kita, harus terus ditingkatkan.

Inilah berita gembira dari Al-Zaytun. Yang memiliki dan mengembangkan sumber pangan alternatif yang cukup banyak, yakni 3 jenis yang diuraikan di atas.

Syaykh Al-Zaytun menanam,
Syaykh memproses,
Syaykh makan,
dan Syaykh mengajak kepada segenap civitas dan keluarga besar Al-Zaytun untuk mengikuti.
Mengkonsumsi pangan alternatif ini.

Wartawan :Sutarno

(Sumber: Dzikir Jum’at Syaykh Al-Zaytun, 12 Juli 2019)
By: Latief WeHa

CATEGORIES
Share This