Wakapolri: Kasus Miras Oplosan, Liat Saja Satu Dua Minggu Ada Pejabat Yang Dicopot

Jakarta – Mabes Polri, Wakil Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Wakapolri) KOMJEN Pol Drs. Syafruddin. Msi. belakangan makin sibuk saja. Selain tugasnya sebagai orang kedua di Kepolisian, ia juga menjabat Wakil Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) dan Chef de Mission Asian Games 2018.

Sebuah koran menobatkan pria asal Makassar, Sulawesi Selatan, ini sebagai Tokoh Perubahan 2017 pada Selasa (10/4/2018) pekan lalu.

KOMJEN Pol Drs. Syafruddin. Msi. mengatakan pagi hari ia berada di Markas Besar Polri, lalu bertemu pengurus masjid untuk mengurusi DMI. Setelah itu ia mengurus persiapan penyelenggaraan Asian Games.

Sepekan terakhir KOMJEN Pol Drs. Syafruddin. Msi geram dengan maraknya peredaran minuman keras (miras) oplosan yang menelan banyak korban di beberapa daerah. Puluhan orang tewas.

Tak berlebihan bila ia mengancam akan meratakan dengan tanah pabrik pengoplos minuman mematikan itu. Ia juga sangat keras terhadap pejabat kepolisian yang tidak serius menangani kasus miras oplosan di daerahnya.

“Lihat saja nanti, satu dua minggu ke depan ada pejabat yang dicopot,” kata KOMJEN Pol Drs. Syafruddin. Msi saat diwawancarai di Mabes Polri Rabu (18/4/2018).

“Urusan miras ini (sebenarnya) bukan isu yang baru. Ini hal yang biasa-bisa saja, cuma tidak menjadi perhatian. Tidak pernah terjadi korban seperti sekarang. Selama ini ada korban masuk ke rumah sakit, tapi dianggap kejadian biasa-biasa. Ini terjadi diawali dengan kenakalan, dari kenakalan remaja saja”, Ucap KOMJEN Pol Drs Syaffrudin. Msi.

Kalau kita teliti ke belakang itu sudah terjadi 10 tahun belakang ini. Di mana-mana ada, dan saya yakin di seluruh Indonesia ada, tidak hanya di Jakarta.

Manakala kejadiannya sangat dasyat dan meninumbulkan korban jiwa, itu menjadi isu penting, isu sentral. Tidak hanya menjadi isu nasional, tetapi juga isu di dunia internasional. Itu (TV) Aljazera menyiarkan itu barang, di CNN disiarkan, di portal-portal asing siarkan terus.

Di situ orang jadi tertarik. Apalagi sekarang kondisi kontestasi politik, apa saja bisa dikelola menjadi isu-isu yang menyerang pemerintah.

Oleh karena itu polisi serius untuk menangani. Kenapa saya keras, keras terhadap isu ini sehingga sampai saya bilang, saya akan mencopoti pejabat kepolisian yang tidak serius. “Kita tahu yang serius sama yang tidak serius. Karena kita menurunkan tim untuk melihat, menyelidiki, menginvestigasi, siapa pejabat yang serius dan siapa yang tidak, lihat saja nanti, satu dua minggu ke depan ada pejabat yang dicopot”, kata KOMJEN Pol Drs Syaffrudin. Msi.

Saya bilang ini peristiwa biasa-biasa. Dan soal miras bukan hanya urusan polisi. Urusan Polri bila ada unsur kriminalitas, terjadi tindak pidana di sana. Ini sudah terjadi tindak pidana. Itu ancaman hukuman maksimal sepuluh tahun.

Oleh karena itu, saya minta penerapan pasalnya itu maksimal. Maksudnya ini pasal dengan ancaman hukuman sepuluh tahun. Oleh karena itu harus diterapkan pasal itu. Dan harus dikoordinasikan criminal justice system, nanti di pengadilan diketoknya itu maksimal.

Pabrik miras di cicalengka itu murni bisnis tapi nanti bisa dilihat dari berita acara pemeriksaan. Hasil dari penyelidik, masing-masing penyelidik sudah ada. Saya tidak begitu tahu motif-motifnya. Tapi semua motif ekonomi pasti.

Tapi, kemudian menjadi perhatian karena terjadi di berbagai wilayah. Ini tinggal keseriusan aparat, masyarakat, semua stakeholder yang terlibat untuk mengungkap ini, termasuk keseriusan media sendiri.

“Kasus miras oplosan yang memakan korban jiwa bukan merupakan kejadian luar biasa, Ini kan sudah mereda, begitu saya ancam kan langsung mereda. Nggak ada yang mati kan, kecuali yang sudah di rumah sakit. Tak ada tambahan lagi. Peredaran miras di pasar pun berhenti,” ucap KOMJEN Pol Drs Syaffrudin. Msi.

Ada bebarapa pejabat yang akan di beri sanksi ,kita tunggu laporan di lapangan. Ada kejadian, ada peredaran miras opolosan yang masif tetapi tidak ditangani.

Kasus miras di cicalengka di ketahui terdapat bunker cukup besar dan Itu bukan deteksi, tetapi pengungkapan. Deteksi dini dilakukan dengan operasi intelejen dan sudah diback up BIN (Badan Intelijen Negara).

Korban meninggal akibat opolosan di wilayah Jakarta mencapai 33 orang. Korban terdiri dari 10 orang di Jakarta Timur, 8 orang di Jakarta Selatan, 6 orang di Depok, 7 orang di Bekasi Kota, dan 2 orang di Ciputat.

Sementara korban di Jawa barat mencapai 61 orang. Kematian sia-sia ini terdiri dari 44 orang di wilayah Kabupaten Bandung, 7 orang di Kota Bandung, 7 orang di Sukabumi, 2 orang di Cianjur, dan 1 orang di Ciamis.

Dengan demikian jumlah orang meninggal dalam dua pekan terakhir akibat miras oplosan mencapai 94 orang. (Adhy/Bimo)

CATEGORIES
TAGS
Share This

COMMENTS