Peluncuran Buku Perang Asimetris dan Skema Penjajahan Gaya Baru oleh Hendrajit Dan M. Arief Pranoto
JAKARTA – Peluncuran Perang Asimetris dan Skema Penjajahan Gaya Baru di Aula PTIK , rabu 24/5/2017, buku Ini adalah buku kolaborasi antara Hendrajit dan M Arife Pranoto buku ini sebenarnya berangkat dari kegelisahan pokok di dalam beberapa tahun belakangan ini kita menjadi korban dari penjajahan gaya baru tanpa melalui sarana militer tapi kita di taklukkan secara ipoleksosbud secara ideologi, secara ekonomi, secara sosial budaya. Ini yang kemudian membuat kita sebenarnya bukan di rugikan secara ekonomi saja tapi juga secara geo-politik padahal ketahanan nasional itu ilmunya harus geo-politik yang menyatukan aspek pancadatra yaitu ipoleksosbud tadi dengan aspek demokratis, geografis dan sumber daya alam.
Sehingga banyak kebijakan-kebijakan pemerintah belakangan ini sejak era revormasi justru menciptakan kebijakan-kebijakan yang merugikan rakyat dan justru menguntungkan korporasi-korporasi asing dan itu tanpa disadari karena antara pancadatra dan trigrata tadi itu tidak saling mengferivikasi jadi misalnya ada kebijakkan kereta super cepat antara jakarta bandung, pemerintah lebih melihat dari aspek keuntungan ekonomi dan proyek, tanpa memikirkan bahwa pihak Cina menyasar rute antara karawang purwakarta itu ada banyak sumur-sumur ribuan sumur yang sebenarnya masih aktif ketika dia beralih ke pihak swasta dalam kerangka projek itu, kan itu merugikan negara sementara hanya karena kepentingan ekonomi sumur-sumur itu yang sebenarnya potensial untuk kepentingan negara dan bangsa jatuh ke swasta asing maupun lokal nah itu contoh ketika pancagatra itu tidak saling memeriksa. Sesungguhnya kita untung secara ekonomi tetapi rugi secara geo-politik
Sesungguhakan secara geografis kita kaya tapi malah rugi, contoh lagi kemaren ada kerja sama dengan Cina di Kuala Tanjung Sumatra Utara sama Bitung di Sulawesi Utara untuk infrastruktur transportasi kalau tidak salah yang kebijakan program kemaritiman tanpa berpikir Bitung Cina itu menghitung geo-politiknya, bukan ekonominya. Mereka melepas uang berapa ratus triliun untuk Bitung yang untuk mengimbangi Amerika yang di Darlin mereka memakai Bitung yang cukup bagus untuk bangun akses pelabuhan dan bandara.
Untuk kedepannya saya kira, kita harus menghidupkan kembali geo-politik sebagai ilmunya ketahanan Nasional di era Orde Baru sebenarnya ada wawasan nusantara sayangnya justru yang di himbau Bung Karno saat membuka lemhanas bawah pengetahuan geo-politik harus mendasari ketahanan nasional malah tidak di lanjutkan, tetapi pak Harto sendiri cukup bagus dengan melontarkan gagasan wawasan nusantara cuman sayang beliau tidak menggunakan geo-politik isinya pak harto cuman bagus di kerangka dan isinya malah di buang.
Biodata dari penulis buku tersebut sebagai berikut:
Hendrajit lahir di jakarta 8 sepetember 1963 dan M Arief Pranoto lahir di Ngawi tahun 1963 .(Sri S)