Polres Lobar Bentengi Masyarakat Lombok Barat dari Bahaya Paham Radikalisme

Lobar – Penyebaran radikalisme di Indonesia dianggap sudah mulai mengkawatirkan. Kelompok tertentu ini akan terus berupaya mengikis rasa nasionalisme dan bukan tidak mungkin meruntuhkan NKRI.

Kapolres Lobar AKBP Herry Wahyudi S.I.K.,di depan awak media mengatakan:
Semua pihak termasuk kepolisian bersama unsur muspida pun sibuk blusukan ke berbagai tempat yang dianggap rawan disusupi paham radikal.

Cara yang dilakukan dengan melakukan pembinaan, memberikan wawasan kebangsaan dan pemahaman bahayanya jika radikalisme menjadi bagian dari kehidupan bermasyarakat.

Bahkan ada yang menggunakan formula yang tak biasa yaitu melalui pendekatan secara langsung sehingga menyentuh hati dan menggugah masyarakat supaya mereka bisa membentengi diri dari paham radikal.

Yang menggunakan metoda ini adalah Polres Lombok Barat (Lobar), Provinsi Nusa Tenggara Barat. Program yang disebut Jumat Berkah dianggap ampuh menangkal radikalisme masuk ke sekolah, pesantren hingga masjid di wilayah hukumnya, Kabupaten Lombok Barat.

Setiap hari Jumat ada program Jumat Berkah. Kita kumpulkan (uang) dari anggota kemudian uang tersebut kita belikan sendal untuk di masjid-masjid, lalu belikan buku Iqro untuk anak-anak di TPA,” ujar Kapolres.

Pendekatan lainnya yaitu melalui penyaluran air bersih disaat musim kering seperti sekarang ini hingga bagi-bagi sembako kepada masyarakat kurang mampu.

Pelaksaan itu juga kita salurkan ke pondok pesantren. Program ini sudah lama, sebelum pemilu kita lakukan ini.

Anggota Polres Lombok Barat dan guru memberikan pemahaman bahaya paham radikalisme di Madrasah Aliyah Ujumul Huda, Kampung Batu Sampan, Desa Lembar Selatan, Kecamatan Lembar, Kabupaten Lombok Barat.

Hery Wahyudi berharap dengan Upaya ini bisa menyentuh hati dan menggugah masyarakat supaya mereka bisa membentengi diri dari paham radikal. Sebab, tidak bisa dipungkiri bahwa di Lobar ada kelompok radikal meskipun skalinya masih kecil.

Di wilayah kami indikasi penyebaran paham radikal sangat kecil. Tapi tidak menutup kemungkinan ada seperti kelompok garis keras,” ujarnya.

Namun ia yakin, paham radikalisme sulit menyebar dan meracuni masyarakat Kabupaten Lobar. Selain banyaknya pondok pesantren, tak sedikit kyai dan ulama yang memegang teguh agamanya dan mencintai NKRI.

Suasana keislamannya juga sangat kental sekali, baik dalam bentuk kegiatan keagamaan. Jadi kita diuntungkan dengan banyaknya pesantren sehingga dengan mudah melakukan pendekatan-pendekatan,” ungkapnya.( Sutarno )

CATEGORIES
Share This

COMMENTS