HARTAMU ENGKAU YANG SEDEKAHKAN SENDIRI ATAU ALLAH YANG MENGAMBILNYA KEMBALI

HARTAMU ENGKAU YANG SEDEKAHKAN SENDIRI ATAU ALLAH YANG MENGAMBILNYA KEMBALI

BN – Banyak cara Allah SWT mengambil kembali harta yang sudah dititipkannya dengan caranya :

– Ada yang diberi sakit sampai hartanya habis terkuras untuk berobat.

– Ada yang Allah beri bencana alam sehingga Hartanya habis di telan bencana.

– Ada yang kehilangan, kecurian, kerampokan, bahkan sampai ketipu yang mengakibatkan harta ludes.

Dan masih banyak cara lain yang Allah lakukan untuk mengambil barang titipannya kepada manusia yang memelihara sifat kikir dan enggan untuk berbagi kepada ke sesama.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

وَلِلّٰهِ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَ رْضِ ۙ لِيَجْزِيَ الَّذِيْنَ اَسَآءُوْا بِمَا عَمِلُوْا وَيَجْزِيَ الَّذِيْنَ اَحْسَنُوْا بِا لْحُسْنٰى

“Dan milik Allah-lah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. (Dengan demikian) Dia akan memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat jahat sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan dan Dia akan memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik dengan pahala yang lebih baik (surga).”
(QS. An-Najm 53: Ayat 31)

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

وَفِيْۤ اَمْوَا لِهِمْ حَقٌّ لِّلسَّآئِلِ وَا لْمَحْرُوْمِ

“Dan pada harta benda mereka ada hak orang miskin yang meminta, dan orang miskin yang tidak meminta.”
(QS. Az-Zariyat 51: Ayat 19)

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

اٰمِنُوْا بِا للّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ وَاَ نْفِقُوْا مِمَّا جَعَلَـكُمْ مُّسْتَخْلَفِيْنَ فِيْهِ ۗ فَا لَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْ وَاَ نْفَقُوْا لَهُمْ اَجْرٌ كَبِيْرٌ

“Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan infakkanlah (di jalan Allah) sebagian dari harta yang Dia telah menjadikan kamu sebagai penguasanya (amanah). Maka orang-orang yang beriman di antara kamu dan menginfakkan (hartanya di jalan Allah) memperoleh pahala yang besar.”
(QS. Al-Hadid 57: Ayat 7)

Ada seseorang datang kepada Nabi SAW., lalu bertanya :

“Wahai Rasulullah, manakah shadaqah yang paling utama?”.

“Bershadaqah sewaktu kamu sehat, mempunyai perasaan sayang, takut miskin dan mengharap kaya. Dan janganlah kamu menunda (shadaqah) hingga apabila roh telah sampai ditenggorokan, lalu kamu berkata ‘Untuk Fulan sekian, dan untuk Fulan sekian, padahal harta itu sudah menjadi milik Fulan (ahli Waris)’”.
(HR. Bukhari)

Rasulullah SAW bersabda :
“Kedua kaki seorang hamba tidaklah beranjak pada hari kiamat hingga ia ditanya mengenai:

(1) umurnya di manakah ia habiskan,

(2) ilmunya di manakah ia amalkan,

(3) hartanya bagaimana ia peroleh dan di mana ia keluarkan dan

(4) mengenai tubuhnya di manakah usangnya.”
(HR. Tirmidzi).

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

وَلَا يَحْسَبَنَّ الَّذِيْنَ يَبْخَلُوْنَ بِمَاۤ اٰتٰٮهُمُ اللّٰهُ مِنْ فَضْلِهٖ هُوَ خَيْـرًا لَّهُمْ ۗ بَلْ هُوَ شَرٌّ لَّهُمْ ۗ سَيُطَوَّقُوْنَ مَا بَخِلُوْا بِهٖ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ ۗ وَ لِلّٰهِ مِيْرَا ثُ السَّمٰوٰتِ وَا لْاَ رْضِ ۗ وَا للّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ

“Dan jangan sekali-kali orang-orang yang kikir dengan apa yang diberikan Allah kepada mereka dari karunia-Nya, mengira bahwa (kikir) itu baik bagi mereka, padahal (kikir) itu buruk bagi mereka. Apa (harta) yang mereka kikirkan itu akan dikalungkan (di lehernya) pada hari Kiamat. Milik Allah-lah warisan (apa yang ada) di langit dan di bumi. Allah Maha Mengetahui terhadap apa yang kamu kerjakan.”
(QS. Ali ‘Imran 3: Ayat 180)`

CATEGORIES
TAGS
Share This