Diduga Ada ‘PUNGLI’ Di MTsN 2 Bekasi,  Bayar Buku LKS Sebesar Rp.220. 000 Per Siswa

Bekasi – Pungutan Liar (Pungli) di sekolah negeri nampaknya sulit dihilangkan. Dengan dalih berbagai cara, seperti uang infaq, biaya lapangan Voli hingga pembayaran lembar kerja siswa (LKS) yang semuanya memberatkan wali murid.

Kasus tersebut terjadi di sekolah Madrasah Tsanawiyah Negeri (MtsN) 2 Bekasi tepatnya di Desa Karang Rahayu Kecamatan Karang Bahagia Kabupaten Bekasi. Hal ini tentunya harus menjadi perhatian yang serius dari pihak Kementrian Agama (KEMENAG) Kab. Bekasi, jangan terkesan ada pembiaran.

Diduga Adanya punggutan di sekolah MTsN 2 Bekasi yang dibebankan kepada siswa menjadi beban berat bagi wali murid. Bagaimana dengan siswa/siswi yang tidak mampu ?.

Punggutan di MTsN 2 Bekasi adalah biaya untuk lapangan Voli sebesar Rp175.000, pembelian Buku LKS (Lembar Kerja Siswa) sebesar Rp220.000 persiswa sebanyak 16 mata pelajaran, ditambah pungutan dana infaq dalam seminggu, siswa harus dua kali bayar. Adapun jumlah siswa di tahun ajaran baru sebanyak 482 siswa.

Menurut salah satu Wali murid mengatakan, dirinya merasa keberatan dengan banyaknya pungutan di MTsN 2 Bekasi, ada uang infaq, ada uang untuk lapangan Voli, LKS juga harus bayar.

“Adanya pungutan itu sangatlah berat untuk saya apa lagi bapaknya sudah tidak ada (almarhum), ya mau bagaimana pak kalo tidak dipaksakan anak saya malah tidak sekolah nantinya, pertama masuk saja anak saya bayar sebesar Rp.695.000,” ungkap ibu paruh baya  kepada sinar pagi baru pekan lalu, sambil menujukan bukti pembayarannya.

Hal senada diungkapkan putrinya, di MTsN 2, ada dua gelombang, dirinya masuk pada gelombang pertama. “Untuk punggutan infaq seminggu bisa dua kali, kadang ada yang ngasih Rp.5000, ada yang Rp10.000, kalau saya suka ngasih cuman Rp.2000,” terangnya sambil tersenyum.

Saat wartawan sinar pagi baru menemui Kasek MTsN 2 Drs. H. Enur Nurdin, M. Pd, Jumat (31/08) menurut salah satu guru Kasek sudah pulang dengan alasan Masjid di sekolah sedang direnovasi.

Ahmad Husein sebagai guru dibidang kesiswaan saat ditanya berapa jumlah siswa di tahun ajaran baru nampaknya seperti menutup-nutupi dengan berkilah bahwa komputernya eror kena virus.

“Bapak silahkan saja tanya kepada Kepala sekolah, karena beliau atasan saya, atau ke pak Sakri beliau guru dan asli pribumi di sini, nanti salah bicara saya bisa disalahkan. Kan bapak ingin jawaban yang pas untuk dimuat di media bapak,” ucapnya, sambil pergi.

Guru Sakri saat ditemui di ruangan guru menjelaskan, tahun ajaran sekarang itu, ada kurang lebih 482 siswa dan ada dua Jalur atau gelombang, yang pertama Jalur khusus dan jalur umum.

“Jalur khusus ini adalah siswa pertama yang mendaftar masuk sekolah sebanyak seratus siswa, ya sebetulnya hanya nama aja gitu jalur khusus dan jalur umum, karena kalau di Kemenag itu baru tahun sekarang ada pendaftaran seperti ini,” kata Sakri.

Guru Sakri pun membenarkan adanya pungutan untuk biaya lapangan Voli sebesar Rp 175. 000 per siswa, tapi dirinya mengaku tidak tahu percis.

“Yang jelas sudah ada kesepakatan antara Komite dan Wali Murid, untuk kelas VII dan kelas VIII. Kalau untuk kelas IX itu tidak di punggut, karena sudah mendekati kelulusan,” katanya.

Lebih lanjut Sakri mengatakan, kalau punggutan yang sebesar Rp.820.000, itu biaya untuk akhir tahun, kebetulan pada saat itu anaknya sekolah di MTsN 2  kelulusan tahun 2017-2018.

“kalau besaran nominalnya saya tahu, tapi untuk penggunaan dana, saya tidak tahu, kan saya guru juga, sakaligus menjadi wali murid. Untuk lebih jelasnya silahkan tanya ke beliau (Kasek-red) yang bersangkutan. Terkait adanya penjualan buku LKS di sekolah, itu kiriman dari luar melalui koperasi sekolah, sebanyak 16 mata pelajaran sebesar Rp.220.000 persiswa itu kayaknya yang saya denger. Saya sebagai guru dan bawahan, hanya mengikuti aturan dan perintah atasan,” ungkapnya.

Saat ditanya dana untuk infaq yang dipunggut dalam seminggu dua kali, dijelaskan Sakri, bahwa pemanfaatannya infaq untuk membiayai masjid sekolah yang sedang dibangun.

“Memang infaq ini ada ke panitiaannya, jadi untuk panitiannya ya saya. Tapi memang benar terlalu keberatan kalau seminggu dua kali, ya keinginan saya mah kalau bisa agar tidak keberatan, itu bisa seminggu sekali yaitu hari jumat saja, mungkin ya begitu barang kali,” pungkasnya.

Hingga berita ini di turunkan, wartawan berantasnews belum bisa bertemu dengan Kepala sekolah MTsN 2 Bekasi Drs, H. Enur Nurdin, M. Pd, untuk klarifikasi terkait banyaknya pungutan di sekolah. (budi h)

CATEGORIES
TAGS
Share This