HUT KKR Ke 11 Dihiyasi Tradisi Makan Saprahan

Kubu Raya – Menyambut Hari Ulang Tahun Kabupaten Kubu Raya, berbagai kegiatan pentas seni dan budaya serta perlombaan telah dilaksanakan. Termasuk juga pelayanan-pelayanan kepada masyarakat di stand-stand pameran yang diisi oleh dinas-dinas terkait di Halaman kantor Bupati Kubu Raya.

Dalam rangkaian kegiatan memeriahkan HUT Kubu Raya ke 11, Pemerintah Kubu Raya mengadakan tradisi makan saprahan bersama masyarakat dan sejumlah tokoh masyarakat di halaman Kantor Bupati Kubu Raya.

,”Bupati Kubu Raya Rusman Ali mengatakan tradisi Saprahan tersebut telah dilaksankan sejak tahun lalu dalam rangka HUT Kubu Raya.Lebihlanjut Rusman Ali,mengatakan kegiatan tersebut dimaksudkan untuk membangun dan mendekatkan silaturahmi antara masyarakat dengan pemerintah dan masyarakat dengan masyarakat serta instansi-instansi yang ada di Kubu Raya.

“Kegiatan ini sudah kita laksanakan sejak tahun lalu sebagai bagian dari kegiatan HUT Kubu Raya.Kita berharap melalui kegiatan seperti ini semakin mendekatkan silaturahmi antara pemerintah dan masyarakat serta diantara masyarakat sendiri.Sebab dalam makan saprahan ini kita semua sama,”ujar Rusman Ali.

Rusman Ali juga mengatakan kegiatan Tradisi Saprahan yang dilaksanakan sebagai bagian dari rangkaian kegiatan HUT Kubu Raya adalah untuk mengangkat dan melestarikan serta menjaga tradisi dan budaya yang ada di masyarakat Kubu Raya.

Tradisi Makan Saprahan ini kan salah satu tradisi masyarakat Melayu dan Bugis di Kalimantan Barat. Termasuk juga di Kabupaten Kubu Raya,
di Kubu Raya tradisi Saprahan masih banyak dijumpai di acara-acara adat di tengah masyarakat.

“Kita ingin melestarikan dan merawat serta menjaga tradisi ini sebgai sebuah kekayaan budaya yang kita miliki. Makanya ini kita masukan dalam angenda rangkaian acara HUT Kubu Raya. Bagaimana pun juga, walau jaman semakin canggih tetapi adat istiadat,tradisi dan kebudayaan tidak boleh tinggal,” tutur Rusman Ali.

Menurut rusman Ali, saat ini dalam acara-acara tertentu sudah banyak menggunakan prasmanan dan makanan kotak serta bungkus.Sehingga kebersamaan kurang akrab,karena masing-masing sibuk dengan dirinya sendiri-sendiri dan makanan nya sendiri-sendiri.

“Saat ini,acara-acara tertentu seperti kawinan dan lainnya, sudah jarang menggunakan makan saprahan, sudah banyak menggunakan prasmanan dll. Sementara kalau kita ingat dulu, bahkan diacara kawinan sekalipun kita makan saprahan bersama-sama dengan yang lainnya. Untuk itu, kita ingin terus melestarikan saprahan ini sebagai sebuah tradisi dan budaya kita,” terang Rusman Ali.(DD/Ismail)

CATEGORIES
TAGS
Share This

COMMENTS