Menristekdikti : Gelar Profesor Sekaligus Hadiah Ultah Untuk Pa Tito

Jakarta – Kapolri Jenderal Pol. H. Prof. Muhammad Tito Karnavian, Ph.D, Kamis (26/10) pagi, dikukuhkan sebagai guru besar ilmu kepolisian di auditorium STIK-PTIK, Kebayoran, Jakarta, bertepatan dengan hari ulang tahunnya yang ke-53.

Tito dilahirkan di Palembang pada 26 Oktober 1964, putra dari pasangan H. Achmad Saleh (almarhum) dan Ny. Kordiah. Sebelum menempuh pendidikan di Akpol Semarang pada 1983 hingga lulus tahun 1987 dengan predikat terbaik, Tito menyelesaikan studi dari SD hingga SMA di Kota Palembang.

“Gelar profesor ini sekaligus hadiah ultah untuk Pak Tito,” kata Menristekdikti Prof. Mohamad Nasir, Ph.D, Ak, saat memberi sambutan pada acara pengukuhan Tito Karnavian sebagai guru besar.

Mohamad Nasir menyebut, “Tito Karnavian sebagai profesional yang merangkap akademisi atau akademisi yang profesional, serta memberi apresiasi terhadap studi dan riset yang dilakukan Kapolri,” ucap Natsir

Acara pengukuhan Tito Karnavian sebagai guru besar, antara lain dihadiri Menko Polhukam Wiranto, Menko Maritim Luhut Panjaitan, Menristekdikti Moh. Nasir, Ketua DPR Setya Novanto, Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah, Ketua Komisi III DPR Bambang Soesatyo, Dr. Connie Rakahudini Bakrie, anggota DPR Ir. Sri Meliyana, Erwin Muslimin Singajuru, Effendi MS Simbolon, Misbahun, advokat Ari Yusuf Amir, Halim Alamsyah, Ketua Seknas Jokowi M. Yamin, dan aktivis senior Bursah Zarnubi.

Mantan Kapolri yang terlihat hadir adalah Prof. Dr. Awaloedin Djamin,Dai Bachtiar, Sutanto, dan Badrodin Haiti. Hadir juga istri Tito Karnavian, Ir. Tri Suswati beserta salah satu putranya serta sejumlah kerabat.

Di hadapan senat akademika STIK-PTIK, para pejabat utama Mabes Polri, seluruh Kapolda, dan ratusan undangan yang hadir, Prof. H. Tito Karnavian, Ph.D, menyampaikan orasi ilmiah tentang “Peran Polri Dalam Penanganan Terorisme di Indonesia”.

Pada bagian akhir orasi ilmiahnya, Tito mengutip kata-kata Joseph Stycos dalam buku Louis Richardson: What Terrorists Want: “If theory without policy is for academics, then policy without theory is for gamblers.” (Jika teori tanpa kebijakan adalah untuk para akademisi, maka kebijakan tanpa teori adalah untung-untungan). Tito tidak menerjemahkan kata for gamblers sebagai para penjudi, tapi ia perhalus dengan istilah untung-untungan

Maka, kata Tito: “Jadilah praktisi yang juga akademisi agar membuat kebijakan yang dilandasi analisis akademik yang kuat, bukan untung-untungan.”

Tito Karnavian adalah Kapolri kedua yang bergelar profesor. Kapolri pertama yang menyandang gelar Profesor adalah Jenderal Polisi (Purn) Prof. Awaloedin Djamin, Ph.D, yang dikukuhkan sebagai guru besar tidak tetap oleh FISIP Universitas Indonesia pada 12 Juni 1982.

CATEGORIES
TAGS
Share This